Kisah-kisah Muhammad yang Tidak Diceritakan Sebelumnya (Bagian 2)

Oleh: Mohammad Asghar

Bagian Dua

Abd al Muttalib adalah penjaga kuil Kabah dan pemasukannya lumayan. Tapi karena keluarganya besar, dia sering kesulitan memenuhi semua keperluan mereka. Hasilnya, sering timbul pertengkaran keluarga, meski mereka selalu menampilkan wajah tersenyum diluar rumah mereka.

Masuknya Muhammad kedalam anggota keluarga tidak menolong situasi ini; malah, menambah beban baru. Semua anggota keluarga menginginkannya pergi, tapi karena ia berada dibawah perlindungan kakeknya, tidak ada yang berani menyuruhnya pergi. Ini tidak berarti mereka harus menyayangi anak ini; apa yang sebenarnya terjadi adalah sebaliknya: mereka mulai membencinya dan tidak melewatkan kesempatan untuk mengganggunya. Mereka mungkin tidak membuat luka ditubuhnya, tapi mereka pasti menyakiti dia, sangat dalam hingga tidak dapat disembuhkan, secara emosional dan psikologikal.

Ketika dia menderita ditangan anggota keluarga kakeknya, tidak ada seorangpun anggota keluarga wanita yang menolongnya dari gangguan ini ataupun menghiburnya sesudahnya. Sikap mereka ini menimbulkan ingatan akan ibunya. Dia rindu padanya, ingin disayang dan dipeluknya, tapi dia tidak mendapat semua itu karena ia telah ditelantarkan diantara orang-orang asing ini. Dia mulai menumbuhkan kebencian dirinya pada ibunya!

Tiga tahun setelah Muhammad bergabung dengan keluarga ini, Abd al Muttalib merasa ajalnya sudah dekat. Dia, dengan itu, memberikan Muhammad pada anak tertuanya, Abu Talib.

Kota Mekah

Kota kecil Mekah, dekat laut merah Arabia, di abad ke-6 merupakan tempat penting karena dua alasan berbeda:

  1. Kota itu adalah pusat pemujaan berhala yang penting, yang mana banyak  suku-suku nomad Arab melakukan ziarah secara tetap.
  2. Mekah juga menjadi pusat dagang, dari mana karavan- karavan berangkat ketujuan yang berbeda-beda dalam misi dagang mereka.

Mekah sebelumnya adalah kota kecil dan kebanyakan penghuninya adalah suku Quraish yang jumlahnya tidak melebihi 2 ribuan orang. Tanahnya gersang dan tak mampu menghasilkan apapun bagi penghuninya. jalan-jalannya berdebu, tidak ada fasilitas umum yang pantas. Para penghuni tidak mengenal kesehatan atau hyangiene.

Tinggal dalam rumah tanpa atap yang kecil dari tanah liat, sengsara dan banyak dari mereka menggunakan kulit domba atau kambing untuk menutupi tubuh mereka. Tidak ada sekolah macam apapun di Mekah. Beda Arab di Mekah dengan orang-orang Yahudi di Medinah: Yahudi memiliki sekolah mereka sendiri dimana mereka mengajar anak-anak mereka, khususnya tentang disiplin agama.

Karena orang-orang Arab hampir tidak bisa menyalakan api, baik untuk memasak ataupun untuk penerangan, mereka memakan kurma, belalang dan kadal dan tergantung pada susu onta sebagai ganti air. Tapi, dalam Quran dikatakan bahwa Allah menyediakan mereka dengan semacam “Pohon hijau” (QS 36:80) yang mana mereka mendapat api untuk memenuhi keperluan mereka. Dimalam hari, orang-orang Arab tinggal didalam tenda dan rumah-rumah mereka, takut akan kenakalan Jin yang tidak bisa diduga, yang mereka percaya, menyerang manusia ditempat-tempat sunyi dan gelap.

Karena miskin, kebanyakan penduduk menghabiskan waktu bergosip, minum, judi atau menceritakan dongeng-dongeng yang diturunkan pada mereka generasi demi generasi. Kesibukan utama mereka untuk menghabiskan waktu adalah obsesi mereka akan seks, baik hetero maupun homoseksual, karena mereka terkenal dikaruniai dengan kekuatan seks yang besar. Muhammad juga memiliki kekuatan seks yang besar. Diceritakan bahwa dia mampu memuaskan kesembilan isterinya dalam satu malam.

Orang-orang Arab juga mempraktekan pedophilia (sex antara laki-laki dewasa dengan anak kecil), sesuatu yang mereka anggap normal. Wanita-Wanitanya juga tidak bermoral, melakukan tindakan-tidakan seksual dengan laki-laki manapun yang mereka inginkan. Namun inipun dianggap normal oleh kaum lelaki.

Saat matinya Abd al Muttalib, anaknya, Abu Talib menggantikan ayahnya sebagai penjaga Kabah, karena fungsi religius ini dilakukan secara turun temurun. Kantor pendeta yang dipegang olehnya memerlukan rumah tangga yang mengawasi dengan ketat semua ritual dan upacara dari rumah suci Allah. Ini membuat Muhammad muda mendapat kesempatan untuk mempelajari semua ini dari dekat dan mencatatnya dalam pikirannya.

Ritual Penyembahan Berhala

Ritual dan upacara yang dipraktekkan kaum Berhala Arab sebelum bangkitnya Islam terdiri dari:

  • Tiga puasa utama dalam setahun; satu dari tujuh, satu dari sembilan dan satu dari tigapuluh hari. Selama puasa, mereka makan dan minum tapi dilarang berbicara.
  • Mereka berdoa/sholat tiga kali sehari; sekitar terbit matahari, pada siang hari dan pada tenggelamnya matahari, menghadap kearah Kabah (Washington Irving, “Mahomet and His Successors”, hal 31).
  • Mereka melakukan ziarah atau Haji, dengan memutari Kabah sebanyak tujuh kali, lari diantara dua bukit yang disebut Safa dan Marwa dimana ditiap bukit dipasang patung laki-laki dan perempuan, untuk mengorbankan binatang dalam nama dewa masing-masing dan kemudian mencukur rambut semua peziarah laki-laki. Peziarah wanita cukup dengan memotong sedikit rambutnya.

Allah

Satu dari ke tiga ratus enam puluh (360) patung berhala yang dipuja ada yang dinamakan Allah. Allah ini mempunyai semua inti karakteristik dari manusia. Dia adalah satu dari dewa-dewa utama, artinya banyak pemujanya. Mereka percaya bahwa Allah ini memberi mereka hidup, rahmat dan kebaikannya. Dewa ini juga dikenal sebagai Al-Rahman-an (sang pengampun) dan Al-Rahim (sang penyayang) bagi orang-orang selatan dan utara Arabia.

Prasasti (542-3) dari Abrahah yang menyangkut pemecahan dari Ma’rib Dam berisi kesaksian dari fakta sejarah ini. Prasasti itu dimulai dengan kalimat berikut: “Dalam kuasa dan kemuliaan dan ampunan dari sang pengampun (Rahman-an) dan messiahnya dan Roh kudus.” Nama Al-Rahman-an khususnya penting karena Al-Rahman belakangan menjadi atribut terkenal dari Allah, dan menjadi salah satu dari sembilan puluh sembilan (99) namanya yang ditulis dalam Quran. Surat atau Bab 19 Quran didominasi oleh kata Al-Rahman. Meski dipakai bagi Tuhannya Kristen, kata ini terbukti dipinjam dari nama satu dari dewa-dewa Arab selatan kuno.

Pada awal karirnya sebagai nabi, Muhammad mengharuskan pengikutnya untuk memuja patung Allah yang sama. Kemudian, dia mengubah ini dengan menyesuaikan konsepnya akan Satu Tuhan yang, dia percaya, tidak berbentuk atau berwadah, agar memisahkan konsepnya dari konsep kaum berhala dan politeis lain yang sejaman dengannya.

Selain ritual yang sudah ditetapkan, kaum penyembah berhala punya banyak tradisi religius lain, beberapa diantaranya diambil dari permulaan jaman dari ajaran Yahudi. Mereka juga sering memakai kitab Mazmur, seperti juga buku yang berisi ajaran moral yang katanya ditulis oleh Seth yang, menurut cerita Alkitab, adalah satu dari banyak anak Adam. Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Tuhan, menggunakan tanganNya sendiri, dari lumpur, yang dicampur dengan debu dan air.

Perpindahan Muhammad ke rumah pamannya tidak membawa banyak perbedaan. Abu Taleb tidak kaya dan punya keluarga besar. Meski mendapatkan pemasukan dari Kabah yang ditopang dengan pemasukan dari bisnis dagang, pemasukannya juga pas-pasan. Dan Muhammad semakin dirasakan sebagai beban seluruh anggota keluarga. Karena itu mereka selalu melukai perasaan anak malang itu dengan bahasa, gerakan yang tidak enak.

Abu Taleb, dilain pihak, sadar akan situasi yang harus dialami sang ponakan dirumahnya. Ia ingin menolong, tapi dia juga, tak mampu. Ketika dia tidak tahan lagi tinggal bersama keponakannya yang mengalami kondisi menyedihkan, dia mencarikannya pekerjaan sebagai gembala onta.

Muhammad mendapat pekerjaan untuk membawa onta-onta tuannya ke padang rumput. Dia lalu harus menghabiskan waktu sendirian, bagian terbesar dari harinya dihabiskan dipadang gersang diluar Mekah. Membiarkan onta-onta menjelajahi padang mencari rumput diantara bebatuan, kita dapat membayangkan bagaimana seorang muda, sensitif dan pintar seperti Muhammad, harus menghabiskan waktu seperti itu.

Lumrah bahwa kemalangan dan kesengsaraan menciptakan kepahitan dalam diri seseorang.

Kita bisa menduga bahwa ditengah-tengah frustasinya karena kesepian, dia mestilah bertanya pada dirinya sendiri kenapa dia ada di dunia ini sebagai anak yatim, dan kenapa dia harus bekerja sebagai penggembala ditempat sesepi ini dalam umur semuda ini, ketika anak-anak seumurnya menghabiskan waktu ditemani oleh orang tua tercinta mereka. Dia juga mesti bertanya kenapa ibunya memberikan dia pada orang yang tidak dia kenal, dan kenapa perlakuan padanya berbeda dibanding perlakuan pada anak-anak lain.

Dan pemasukan uang darinya bagi keluarga pamannya, tidak sedikitpun merubah sikap mereka terhdpnya. Ini sangat menyakitkannya; rasa sakit ini menjadi penyebab utama semakin mendalamnya kebencian pada ibunya. Dia percaya jika dia tinggal bersama ibunya, ia tidak perlu menderita ejekan dirumah kakeknya dan pamannya. Dia menganggap ibunya bertanggung jawab atas semua penderitaannya.

Egonya, sensitifitas dan perasaannya sangat terluka, Muhammad tidak lagi bermain-main dengan anak-anak lain diwaktu luangnya. Malah, dia merasa lebih nyaman berbicara dengan orang-orang yang berziarah ke Mekah atau berdagang. Dia menikmati percakapan dalam hal-hal religius. Dia juga mendapat kepuasan mendengarkan kisah-kisah religius dari mereka. Sangat sering, dia meminta mereka untuk bercerita tentang kisah-kisah Arab jaman dulu yang menarik minatnya. Kebanyakan kisah dan dongeng yang dia dengar dari mereka berfungsi sebagai penyembuh dari luka hatinya. Jika punya kesempatan, dia akan menceritakan kembali semua kisah itu pada para pendengarnya, yang pada gilirannya, membuat mereka bagian dari Quran!

Jika dia tidak sedang mendengarkan penuturan kisah, dia mengawasi kedatangan dan kepergian karavan, yang berdagang ke Syria dan Yaman, dan berdesak-desakan di Mekah sebelum mereka bubar. Mengkhayal melancong ke tanah asing dan barang-barang yang suatu hari akan ia lihat di negara-negara jauh itu, membuat Muhammad gembira.

Suatu hari Muhammad melihat Abu Taleb naik ontanya untuk pergi dengan karavan ke Syria. Tak tahan untuk menekan keinginannya, dia memohon pamannya untuk membawanya. Abu Taleb tidak dapat menolak permohonannya dan mengijinkan dia untuk ikut.

Jalan ke Syria saat itu adalah melalui daerah-daerah yang kaya dongeng dan tradisi, yang menjadi kesukaan orang-orang Arab karavan pengembara. Luasnya dan sunyinya gurun pasir yang sering dilalui dalam hidup mereka juga tanah gersang yang melahirkan banyak khayalan- khayalan gaib.

Karena itu, mereka punya para penghuni gurun dengan Jin yang baik dan jahat, dan membumbuinya dengan kisah-kisah yang memikat, dicampur dengan kejadian yang menakjubkan tapi diragukan kebenarannya, yang mereka percaya sungguh terjadi di masa lalu.

Selama perjalanan, Muhammad muda tidak diragukan lagi melahap semua cerita-cerita gaib tersebut. Ingatannya yang kuat menanam cerita itu dalam-dalam, yang dikemudian hari akan memainkan peran yang sangat kuat dalam pikiran dan imajinasinya.

Kita bisa catat disini dua kisah kuno dari banyak legenda Arab, yang pastilah didengar Muhammad saat itu, dan yang diulang-ulang olehnya dalam Quran dikemudian hari. Salah satunya berhubungan dengan daerah pegunungan yang disebut Hadjar.

Begitu karavan-karavan melalui lembah gersang dan sunyi, para karavan itu menatap gua-gua dipinggir pegunungan. Gua-gua ini katanya dulu dihuni oleh kaum Thamud atau anak-anak Thamud. orang-orang ini, yang oleh orang Arab percaya, adalah salah satu suku Arab yang hilang.

Bani Thamud adalah segolongan ras manusia raksasa yang sombong, hidup dijaman Abraham. Ketika mereka jatuh dalam penyembahan berhala, tuhan mengirim nabi pada mereka, namanya Saleh. Tugasnya untuk mengembalikan mereka kejalan yang benar. orang-orang itu menolak untuk mendengarkannya kecuali dia bisa membuktikan kebenaran misinya lewat keajaiban. Saleh berdoa dan tuhan membuat sebuah batu terbuka yang mana dari dalamnya keluar onta betina raksasa, yang melahirkan anak kuda dan menghasilkan susu yang banyak sesudahnya.

Beberapa orang Thamud percaya oleh keajaiban ini dan meninggalkan berhala. Tapi mayoritas dari mereka tidak terkesan dan terus dalam penyembahan berhala mereka.

Kecewa, Saleh meninggalkan onta itu sebagai tanda dari tuhan, tapi memperingatkan mereka bahwa bencana akan jatuh jika mereka mengganggu onta itu. untuk beberapa waktu, sang onta dibiarkan merumput dengan tenang, tapi ketika onta itu minum dari sebuah sumur, dia menghabiskan air sumur itu sekali minum.

Sebagai balasannya, katanya, dia menghasilkan susu yang cukup untuk seluruh warga suku itu. Tapi, dia menakuti onta-onta lain dipadang rumput tersebut dengan ukurannya yang besar itu shg onta tersebut diserang orang-orang Thamud yang mengikat dan menyembelihnya.

Tuhan membalas pembunuhan onta betina raksasa ini. Dia mengeluarkan teriakan yang menakutkan, ditambah dengan tepukan halilintar dari surga, yang turun pada orang Thamud ini dimalam hari; paginya semua penduduk Thamud ditemukan mati tengkurap. dengan begitu untuk membalaskan kematian seekor onta betina, tuhan membasmi satu suku bangsa dari muka bumi. Tanah Thamud masih tetap gersang, ini karena kutukan yang terus menerus dari surga.

Kisah ini mempunyai dampak kuat dalam pikiran Muhammad, yang ditahun-tahun berikutnya, menolak membiarkan para pengikutnya untuk berkemah dekat daerah itu, dan menyuruh mereka untuk segera pergi dari situ.

Tradisi lain yang dikumpulkan Muhammad dalam salah satu perjalanannya, adalah tentang kota Eyla, dekat laut Merah. Tempat ini, katanya, dijaman dulu ditempati oleh suku Yahudi. Seperti suku Thamud, mereka juga jatuh dalam penyembahan berhala. Juga, karena penduduk suku itu mengotori hari Sabbat dengan memancing dihari itu, tuhan mengubah mereka yang dewasa menjadi babi, dan yang anak-anak menjadi monyet. Apa yang terjadi dengan wanitanya tidak diceritakan, jadi Muhammad perlu tetap samar-samar ketika menceritakan kisah ini dalam Quran.

Cerita-cerita tersebut diatas ada dalam Quran, yang menunjukkan bagaimana perjalanan Muhammad telah mempengaruhi pikirannya.

Para penulis Muslim menceritakan banyak keadaan menakjubkan yang telah disaksikan Muhammad selama perjalanan hidupnya. Kata mereka, dia melayang dibantu malaikat yang tidak terlihat yang melindungi dia dari panasnya pasir gurun dan panasnya sinar matahari dengan sayap-sayap mereka.

Dalam kejadian lain, dia dilindungi oleh awan, yang melayang diatas kepalanya selama panas siang hari. Kejadian lain lagi, katanya pohon yang layu tiba-tiba mengembangkan daun-daunnya dan mekar untuk menyediakan payung bagi Muhammad yang sedang menderita kepanasan.

Semua keajaiban ini tidak didasarkan pada bukti-bukti saksi mata; malah kebanyakan adalah pernyataan Muhammad sendiri atau diciptakan setelah kematiannya oleh para pengikut fanatiknya yang harus dipercayai Muslim tanpa banyak tanya.

Selama perjalanannya, Muhammad mengaku bertemu sejumlah pertapa Kristen. Rahib Bahira yang terkenal adalah salah satu diantaranya. Dalam percakapannya dengan Muhammad, Bahira kaget dengan tingkat intelektualitasnya dan terpukau akan hasrat besarnya untuk mendapatkan segala macam informasi. Rasa ingin tahunya terpusat khususnya pada masalah agama. Keduanya diberitakan sering mengadakan percakapan tentang subjek ini dimana, tentu saja, sang Rahib menentang penyembahan berhala, sebuah praktek dimana Muhammad muda dibesarkan. Kristen Nestorian yang merupakan aliran yang dianut rahib Bahira ini, juga melarang pemujaan akan gambar-gambar. Hal itu dilarang bahkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tentu saja, mereka keberatan dengan penggunaan salib, sebuah lambang Kristen yang umum.

Para penulis Muslim menekankan pendirian bahwa Bahira tertarik akan Muhammad muda karena melihat tanda kenabian pada bahunya. Penglihatan ini, sumpah mereka, meyakinkan sang rahib bahwa inilah nabi yang sama yang kedatangannya telah dituliskan dalam kitab-kitab Kristen. Sang rahib mengatakan pada Abu Taleb agar keponakannya jangan sampai jatuh ketangan orang Yahudi, seakan meramalkan perlawanan yang akan dihadapi Muhammad dimasa depan dari kelompok Yahudi ini.

Diragukan apa pertemuan ini benar-benar terjadi. Kalaupun iya, sang rahib pastilah mencoba mendorong agendanya sendiri, karena ia mempunyai misi untuk menyebarkan agamanya sendiri dan ia tertarik akan kepintaran dan rasa ingin tahu Muhammad, dan berusaha menarik Muhammad kedalam agamanya ini. Dia tahu bahwa subjeknya (Muhammad) adalah pendengar yang pasif, dan dia juga keponakan keluarga penjaga Kabah. Dia juga tahu bahwa jika dia berhasil menanamkan bibit ajarannya kedalam pikiran Muhammad, sang rahib dapat menyebarkan, melalui Muhammad, doktrinnya kepada orang-orang Mekah, dengan begitu membuat misinya melakukan lompatan besar. Ini adalah sebuah motivasi yang bagus bagi Bahira untuk mengembangkan rasa ketertarikan Muhammad. Dia tidak perlu melihat benjolan besar (yang katanya tanda nabi) di punggung Muhammad untuk yakin akan kegunaan dan kemampuannya.

Yang dilaporkan sang rahib pada Abu Talib mengenai Muhammad mestilah sebuah saran untuk berhati-hati. Pada daerah rawan yang penuh dengan agama-agama disemenanjung Arab, sang rahib ingin mencegah calon muridnya dikuasai oleh kepercayaan Yahudi, yang kemudian akan dapat mempengaruhi kaum berhala lainnya kepihak mereka. Kalau saja ini terjadi; sang rahib akan kehilangan calon kandidat yang baik untuk kepercayaannya.

Dengan Abu Talib, Muhammad kembali ke Mekah, pikirannya penuh dengan dongeng dan kisah-kisah agama yang dia dapat sepanjang perjalanan. Dia sangat terkesan dengan doktrin yang diajarkan oleh Rahib Bahira dari biara Nestorian, yang dikemudian hari akan sangat menolongnya dalam pembentukan pemikiran dan doktrin agamanya sendiri.

Muhammad juga menaruh rasa hormat yang misterius bagi Syria, karena dipercaya menjadi tempat perlindungan Abraham ketika lari dari Chaldea, sambil membawa doktrin menyembah hanya satu Tuhan. Rasa hormat akan negerinya juga begitu dalam hingga dikatakan dia awalnya menghadap Syria (Ibn Ishaq Sirat Rasul Allah, hal 135), ketika melakukan sholat 3 kali seharinya.

Jika tidak bepergian dengan karavan, Muhammad bekerja sebagai gembala. Tapi ketika ia dewasa, orang lain mempekerjakannya sebagai agen dagang mereka, bersama-sama dengan karavan dagang yang bepergian ke Syria, Yaman dan tujuan dagang lain. Fakta bahwa dia diberi tugas perdagangan oleh tuannya meniadakan klaim Muslim bahwa Muhammad itu seorang yang buta huruf. Seorang yang tidak dapat baca tulis tidaklah akan diberi tugas penting sebagai agen perdagangan, khususnya, ketika orang-orang Mekah lain dikatakan bisa baca tulis. Kemampuan baca tulis mestinya juga yang menolongnya mendapatkan pekerjaan ini, karena apa yang ada dalam pikiran bossnya ketika menyewa pekerjanya adalah mendapat keuntungan dan agar setiap transaksi dapat dicatat dengan rapih oleh pegawainya, khususnya dalam situasi dimana mereka harus bepergian ketempat-tempat yang jauh untuk waktu yang lama.

Selama perjalanannya melalui Yerusalem, Muhammad mendapat kesempatan melihat kuil Solomon, dekat bukit Moriah. Raja Solomon membangunnya untuk Yahweh, yaitu salah satu dari banyak tuhan dari orang-orang jaman dulu. Dalam Quran, Kuil ini disebut sebagai Mesjid terjauh (Masjid-ul-Aqsa). Pengetahuannya akan kuil ini menolong dia dikemudian hari untuk menjelaskan secara jelas ketika ditanya mengenai pengakuannya akan perjalanan Mi’raj, ke surga ketujuh.

Para Muslim sangat yakin bahwa Muhammad mendarat disana naik kuda ajaibnya, yang disebut Burraq, dan berjalan dihalamannya – dibangun oleh Herod untuk meluaskan daerah untuk Kuil kedua – dan kemudian naik ke surga dimalam itu untuk berbicara dengan tuhan. Ketika diminta merinci kuil ini untuk membuktikan perjalanan misteriusnya, tuhan, katanya, menampilkan replika dalam penglihatannya yang membuatnya bisa memuaskan rasa curiga orang-orang Mekah. Selama penguasaanya atas Jerusalem, para muslim membangun, dekat kuil Solomon, sebuah mesjid yang dikenal sebagai Dome of Rock, untuk memperingati perjalanan ini. Mesjid ini juga dikenal sebagai mesjid Hadhrat Umar. Dan menjadi tempat ketiga tersuci bagi muslim setelah Kabah di Mekah dan Mesjid Nabi di Medina.

Raja Solomon adalah orang yang pertama menggunakan doa yang sekarang dipakai muslim, doa ini berisi puji-pujian pada tuhan, ditulis dalam surat yang katanya untuk Ratu Belsheba, 1700 tahun sebelum bangkitnya Islam. Doa ini, terbaca sebagai berikut: sekarang digunakan oleh seluruh muslim tiap hari sebelum mereka melakukan sesuatu:

Bismillah hir Rahman nur Rahim,

Artinya: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Diperkirakan bahwa para penyembah berhala menggunakan doa yang sama kepada berhala mereka ALLAH. Muhammad mengambilnya dari praktek kaum penyembah berhala dan membuatnya menjadi komponen inti dari agamanya sendiri.

Sebelum kita teruskan dengan kisah ini, kita harus berhenti dulu disini dan mendiskusikan sejenak teori psikologi dan observasinya. Diketahui bahwa kepercayaan dapat menumpulkan pertimbangan dan akal sehat manusia. Telah ditetapkan bahwa ide-ide yang ditanamkan pada pikiran seseorang sejak masa kecil, tetap hadir sebagai latar belakang dari pokok-pokok pikirannya selamanya.

Dengan demikian, orang ini ingin membuat fakta-faktanya sesuai dengan ide-ide indoktrinasinya, yang bisa saja tidak punya kebenaran yang masuk akal. Banyak orang terpelajar dikenal mempunyai kelemahan-kelemahan seperti ini, dan terhalangi penggunaan akal sehatnya. Bukan karena mereka tidak pernah menggunakan akal sehatnya dalam bidang religius, tapi mereka mengunakannya hanya kalau hal itu dibenarkan oleh ide-ide yang telah tertanam tadi.

Kemampuan persepsi dan rasionalisasi manusia telah memungkinkan menemukan solusi masalah sains, tapi dalam hal religius dan politis, manusia bersedia menginjak-injak bukti berdasarkan pertimbangan dan akal sehat.

Bersambung ke BAGIAN TIGA

Post a comment or leave a trackback: Trackback URL.

Comments

  • abu mush'ab al arkhabily  On 2 December 2015 at 09:25

    Heh,lagi2 g lengkap ceritanya. Takut klo kebenaran ISLAM terbongkar y???
    1. Siapa ALLAH? Mengapa musyrik makkah mengenal ALLAH? Mengapa mereka beribadah di ka’bah?
    Jawabannya adalah: ibrahim as dan Ismail as(dua nabi,leluhur bangsa arab). Ya,dari keduanya lah bangsa arab mengenal ALLAH dan tata cara beribadah kpdNya.
    2. Tanda kenabian
    INGAT smw tanda kenabian beliau SAW itu BENAR ADAnya,bukan hanya ‘menurut kami’. Awan,tanda di punggung dll. Kesemuanya adalah BENAR dan NYATA. Termasuk juga mukjizat ialah kebenaran sabda beliau(hadits)
    3. Buhaira
    MEMANG BENAR dia menyaksikan kebenaran Rasulullah SAW dgn melihat awan yg menaungi beliau. Buhaira BUKAN SATU2nya SAKSI KERASULAN beliau SAW, ADA BNYK ORG2r kafir lain bahkan dedengkotnya YG MENYAKSIKAN kebenaran beliau SAW,contoh:hiraclius,abu jahal dll

Blog ini hanya membahas tentang ISLAM. Jika Anda berkomentar selain daripada Islam, insyaallah akan mendapat azab dari Admin yaitu DIHAPUS tanpa peringatan. Silahkan memberi komentar sesuai isi artikel. Wassalam.