Cerita Alquran Tidak Dapat Dipercaya

Oleh: Duladi ⦁

Anak Kecil: Oom, kenapa Oom tidak percaya pada cerita nabi-nabi dalam Alquran?

Duladi: Karena pencerita dalam Alquran itu bukan SAKSI MATA. Muhammad hidup pada abad berapa?

Anak Kecil: Pada kisaran abad 6 dan 7 Sesudah Masehi, Oom.

Duladi: Nah, ambillah satu contoh, kisah nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim itu orang yang hidup pada abad berapa?

Anak Kecil: Sekitaran abad 20 Sebelum Masehi.

Duladi: Nah, jadi terpaut jarak sekitar 2600 tahun antara Ibrahim dengan Muhammad. Secara akal sehat, bagaimana kita bisa mempercayai seorang Arab abad 7 mendongeng tentang Ibrahim yang hidup 2600 tahun sebelumnya?

Anak Kecil: Tapi Oom, Muhammad kan ngakunya dapat wangsit dari malaikat Jibril.

Duladi: Jika semua pembual di dunia ini bualannya dianggap BENER hanya karena si pembual itu ngaku mendapat wangsit dari malaikat, maka hancurlah dunia ini. Apalagi, terbukti secara fakta bahwa perilaku hidup Muhammad jauh dari suci. Sifat dan wataknya sangat buruk. Bagaimana kita bisa mempercayai orang seperti itu mendapat wahyu?

Lupakan saja pengakuannya mendapat wahyu itu, mari kita gunakan SEGENAP AKAL SEHAT kita.

Jika Muhammad menceritakan sejarah, logikanya, dia harus mengacu pd sumber-sumber tertulis yang telah ada jauh sebelumnya.

Seorang penulis sejarah tidak boleh menulis tanpa referensi. Jika seorang penulis hadits saja harus merujuk pada sumber-sumber lisan secara berurutan dari pencerita akhir hingga ke pencerita awal (sanad), terlebih lagi Muhammad, bukankah dia diklaim sebagai suri tauladan umat manusia? Kenapa dia malah memberi contoh pada kita bagaimana caranya membual dan memaksakan bualan dengan kekerasan?

Mari kita lihat satu cerita dongeng Muhammad berikut.

QS 2:132. Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.

Dari manakah Muhammad mendapatkan rekaman ucapan Ibrahim ini, yang menyuruh anak keturunannya tetap beragama Islam?
Muhamad mendapatkan cerita seperti itu dari kitab apa, siapa penulisnya dan hidup pada tahun berapa?

Yesus saja, seumur hidupnya tidak pernah NGARANG-NGARANG sendiri ucapan dan kisah hidup para nabi di era Perjanjian Lama. Yesus selalu mengacu pada kitab-kitab yang sudah ada. Ketika Yesus bercerita tentang nabi tertentu, maka cerita itu sesuai dengan apa yang tertulis dalam kitab sebelumnya. Yesus yang adalah seorang Yahudi, begitu hati-hati dalam menceritakan masa lalu nabi-nabi Yahudi.

Tapi lihatlah Muhammad, betapa lancangnya dia, seorang Arab padang pasir, seorang anak kemarin sore, yang tidak pernah kenal siapa Tuhan dan siapa Nabi Yahudi, begitu lancang membuat dongeng-dongeng sendiri untuk menjadi santapan para pengikutnya yang bodoh.

Ditinjau dari sudut mana pun, tidak ada kisah yang Muhammad ceritakan itu BENAR.

Seperti contoh ucapan Ibrahim di atas, jika benar Ibrahim dulu beragama Islam, mengapa Islam baru ada pd abad 7? Mana jejak-jejak Islam dari zaman sebelum abad 7? Kenapa keturunan Ibrahim beragama Yahudi, dan bukan Islam?

Kenapa Ka’bah yang diklaim oleh Muhammad sebagai peninggalan Islam malah sesungguhnya adalah bangunan kuil Hindu?

Pernah seorang muslim mengkritik kitab Injil, katanya biografi Yesus dalam kitab Injil tidak bisa dipercaya karena baru ditulis sekitar 20-30 tahun sesudah Yesus wafat, lha, kalau yang 20-30 tahun saja tidak bisa mereka percayai, apalagi kisah Ibrahim yang baru ditulis 2600 tahun setelah Ibrahim wafat?

Apakah Muhammad itu SAKSI MATA?
Berapa umur Muhammad sewaktu mengarang cerita itu?

Jika orang Arab bodoh menjadi pengarang dongeng, maka yang didapatkan adalah kekeliruan-kekeliruan, termasuk di dalamnya kesalahan pemahaman atas sejarah dan garis waktu.

Mana ada Musa punya keponakan bernama nabi Isa? Mana ada nabi Zakharia punya anak bernama Yahya Pembaptis?

Jika Yesus saja disangka anak Miryam Saudara Perempuan Harun, maka tak diragukan lagi, bahwa IBLIS pun telah disangka Tuhan oleh Muhammad.

Jalan sesat dikira jalan yang benar.
Jalan yang menuju kepada neraka disangka jalan menuju surga.
Akhlak bejat disangka akhlak mulia.

Meniduri bocah di bawah umur dikira bagus, dan memperkosa para tawanan dikira beradab.

Banyak kekeliruan pemahaman seperti tentang tugas nabi. Dikiranya nabi itu tugasnya menerima kitab, lalu bikin agama, dan seumur hidupnya sibuk cari pengikut.

Nuh pun difitnah, katanya air bah itu terjadi gara-gara penduduk bumi gak mau mengakui kenabian Nuh. Gara-gara manusia menolak menjadi pengikut nabi Nuh, maka Nuh berdoa kepada Tuhan agar mengazab manusia dengan banjir besar. Ini cerita konyol.

Juga mana ada Tuhan beri kitab kepada manusia?

Kitab Taurat itu tulisan sejarah yang ditulis oleh Musa dan beberapa penerusnya.

Tidak ada itu Tuhan nurunin kitab Taurat dari langit. Yesus pun dikira menerima kitab Injil dari langit.

Ini yang membuat muslim jadi gila, setelah mereka melihat kenyataan di lapangan tidak seperti yang mereka pahami.

Muslim menjadi katak dalam tempurung, tapi belagunya amit-amit. Keliru tapi ngeyel dan maksa bahwa keyakinannya itulah yang benar, padahal sumbernya aja sudah gak beres.

Orang Arab padang pasir berlagak mengerti tentang Tuhan, padahal yang disembahnya hanya berhala dari batu meteorit.

Kapan kita mau jadi pintar, kalau agama yang kita anut saja sudah membodoh-bodohi kita?

Umat Islam segera sadar, muhammad saw itu, ajarannya sangat sesat dan menyesatkan. ⦁

Post a comment or leave a trackback: Trackback URL.

Blog ini hanya membahas tentang ISLAM. Jika Anda berkomentar selain daripada Islam, insyaallah akan mendapat azab dari Admin yaitu DIHAPUS tanpa peringatan. Silahkan memberi komentar sesuai isi artikel. Wassalam.