Oleh: Duladi •
Di dalam agama lain kita mengenal ajaran trimurti, dosa waris, penebusan, inkarnasi, hukum karma, trinitas, dsb. Di dalam agama kita pun ada ajaran seperti tauhid, tuhan tidak beranak dan tidak diperanakkan, tuhan semacam robot yang dikontrol oleh 99 sifat, tuhan adalah alien yang tidak serupa dengan apapun, haji dapat menyucikan dosa, puasa Ramadhan dapat menyucikan dosa, rajin membaca sholawat nabi dijamin masuk surga, hafal 99 asmaul husna dijamin masuk surga, orang yang sebelum meninggal mengucapkan syahadat dijamin masuk surga, dst. dst.
Itu semua merupakan dogma yang menuntut keimanan dan kebenarannya baru dapat kita buktikan setelah kita memasuki alam baka.
Herannya, kita yang muslim kerap mempersalahkan agama lain hanya karena kita tidak setuju dengan dogmanya, sementara itu, ajaran bejat dalam agama kita sendiri malah dianggap benar?
Sering saya mendengar kesaksian para mualaf yang bercerita kenapa mereka murtad dari agamanya yang lama, yaitu hanya karena mereka bingung atau tidak mengerti dengan dogmanya.
Coba dipikir, dapatkah suatu agama divonis bersalah hanya karena suatu alasan yang tidak masuk akal, yaitu karena ajarannya membingungkan? Ibaratnya kita menuntut Einstein ke pengadilan karena dia telah mengajarkan teori relativitas dan alasan kita menuntutnya adalah “karena saya bingung oleh teorinya itu. Einstein layak dimasukkan ke penjara karena dia telah mengajarkan suatu teori yang membingungkan saya.” Dapatkah bingung dijadikan alasan?
Para mualaf yang bodoh itu, hanya karena mereka tidak mengerti, hanya karena bingung, mereka menganggap agama yang dianut sebelumnya itu salah. Sebenarnya siapa yang pantas dipersalahkan? Orang yang tidak mengerti atau agamanya? Bukankah kalau kita tidak mengerti tandanya kita masih perlu banyak belajar?
Dan kalaupun kita sudah banyak belajar tapi masih belum mengerti juga, ada 2 kemungkinan:
- Kita memiliki IQ terbatas, atau
- Kita sebenarnya dapat mengerti tapi ada sesuatu yang menghalangi kita untuk menerimanya.
Seorang anak SD ketika diajarkan rumus-rumus reaksi kimia oleh kakaknya yang sudah SMA, dia bingung, dan walaupun sudah seharian dia mikir tetap saja bingung. Akhirnya dia memvonis kakaknya “SALAH”, “BODOH”, “ORANG YANG MEMBINGUNGKAN”.
Seperti itulah kita, bila kita meributkan masalah dogma suatu agama, dan memvonis agama itu salah hanya karena kita tidak bisa mengerti apa yang dimaksudkannya.
Agama yang dogmanya membingungkan tidak bisa dianggap SALAH. Dogma menyangkut keimanan, dan pembuktiannya nanti setelah kita meninggal.
Kita tidak bisa mengatakan suatu agama itu salah hanya karena kita tidak setuju dengan dogma yang diajarkannya, tetapi kita dapat mengatakan suatu agama itu salah karena AJARAN MORAL yang diajarkannya BEJAT & JAHAT.
Kalau kita mau jujur, sebenarnya kita tidak bisa menentukan apakah sebuah dogma yang dianut suatu agama itu PASTI SALAH atau PASTI BENAR, tetapi nanti setelah kiamat barulah kita dapat tahu itu benar atau salah. Sedangkan untuk mengetahui sebuah moralitas itu SALAH atau BENAR, kita tidak perlu harus menunggu sampai kiamat tiba, saat ini juga kita sudah dapat menentukannya.
Itulah kenapa saya katakan, bahwa Islam sudah pasti salah, sedangkan agama lain belum tentu salah.
Kita tidak perlu menjadi seorang PROFESOR untuk mengetahui mana agama yang salah, cukup dengan bekal HATI NURANI saja, kita dapat mengetahuinya saat ini juga.
Dan kita juga tidak perlu menunggu sampai kiamat tiba untuk mengetahui mana agama yang salah, karena dengan menguji ajaran moralnya kita dapat tahu, apakah agama itu salah atau benar.
Nah, Bagaimana bila kita disodori sebuah ajaran:
- “Jagalah penismu, kecuali terhadap istri dan pelayan-pelayanmu.” (QS 23:5-6) atau,
- “Kawinlah sebanyak 2, 3 atau 4, atau bila takut tidak mampu menafkahi, setubuhi pelayan saja.” (QS 4:3) atau
- “Pukullah istrimu” (QS 4:34), atau
- “Kurunglah sampai mati” (QS 4:15), atau
- “Merampok itu halal” (QS 8:69, QS 48:20), atau
- “Di surga, pria Muslim akan dihadiahi cewek-cewek cantik” (QS 52:17-20, QS 56:22-24), atau
- “Bunuh orang-orang kafir yang ada di sekitarmu” (QS 9:123, QS 9:5) …
Kita tidak perlu menunggu kiamat tiba untuk memastikan ajaran di atas itu BENAR atau SALAH, saat ini juga, detik ini juga, kita sudah bisa menentukannya, bahwa yang demikian itu SUDAH PASTI SALAH…!!!
Seperti yang saya bilang di atas, Islam itu SUDAH PASTI SALAH, karena dengan melihat dari ajaran-ajaran moralnya itu. Kita tidak perlu berandai-andai lagi mengharapkan “jika seandainya Islam benar”. Mustahil Islam benar, karena Islam sudah PASTI SALAH dengan melihat moralitas ajarannya.
Ini masalah MORAL, bukan masalah DOGMA. Dogma bisa saja membuat otak kita bingung dan pusing tujuh keliling, tapi kita tidak bisa serta-merta mengatakan dogma itu salah hanya karena kita bodoh dan sukar untuk menangkap maksudnya.
Sementara masalah MORAL adalah masalah NURANI, dan orang yang tidak buta rohani akan dapat menentukan sesuatu itu PANTAS atau TIDAK PANTAS, BAIK atau TIDAK BAIK, BENAR atau SALAH.
Kebenaran Dogma ditentukan nanti setelah kiamat, sementara kebenaran suatu moral ditentukan saat ini juga selama kita masih punya nafas kehidupan.
Dan orang yang masih saja menganggap MORAL BEJAT sebagai sesuatu yang benar adalah ORANG ***** yang pantas diludahi, digampar, dikeplak, ditabok, sampai orang itu benar-benar mau menggunakan akalnya.
Kalaupun sudah dihajar habis-habisan dan dipermalukan habis-habisan masih tetap saja *****, maka orang seperti itulah yang kita namakan “SAMPAH MASYARAKAT”.
Kalau manusia sudah menjadi SAMPAH, maka apa yang dilakukannya akan selalu merugikan sesamanya, seperti apa yang dilakukan oleh muslim kaffah di berbagai belahan dunia. Apa sih SUMBANGAN POSITIF yang telah muslim kaffah berikan untuk dunia beradab?
Otak “Sampah” berpikirnya akan terbolak-balik. Yang Bejat dikatakan benar, sementara yang baik dikatakan salah.
Dalam menyorot agama lain, mereka tidak berani melihat ajaran baiknya, tapi hanya menyorot dogmanya. Karena hanya itulah satu-satunya yang dapat mereka serang, sebab MANUSIA SAMPAH tidak dapat menemukan satu pun KESALAHAN YANG BERARTI dalam agama-agama manusia.
Coba, siapa di antara kita yang dapat menemukan satu saja ajaran jahat dari AGAMA LAIN? Bukankah yang dianggap salah oleh OTAK SAMPAH adalah dogma-dogma yang mereka sendiri tidak pahami dan membuat OTAK BODOH mereka KEBINGUNGAN & PUSING TUJUH KELILING?
Jangan disangka PARA MUALAF itu adalah orang-orang pintar. Justru mereka itu orang-orang bodoh. Dalam anggapan otak mereka yang bodoh, dogma yang membingungkan itu salah, sedangkan AJARAN MORAL yang BEJAT itu tidaklah salah.
Karena itulah saya katakan bahwa para mualaf itu bodoh. Coba kalau mereka mengerti, mereka pasti tidak akan jadi mualaf.
Ada yang berpendapat: “Tidak masalah walaupun bejat, asalkan menyembah tuhan yang benar.”
Orang Farisi dan Ahli Taurat di jaman nabi Isa pun telah menyembah Tuhan yang benar, tapi mereka dicela oleh nabi Isa. Tahu kenapa? Karena kehidupan mereka kotor dan bejat. Jadi siapa bilang yang penting tuhannya benar, dan masalah moral tidak penting?
Kita tidak perlu membuktikan apakah tuhan itu tauhid atau banyak. Cukup dengan melihat ajaran moral yang diajarkannya maka kita tahu kalau Islam itu SALAH, 100% SALAH !
Persoalan tuhan itu tauhid atau jamak barulah dapat kita ketahui kebenarannya nanti setelah kiamat, sedangkan masalah moral ini dapat kita jadikan pegangan bahwa agama yang kita anut ini adalah SUDAH PASTI SALAH. Dan agama yang sudah pasti salah, sudah pasti masuk neraka! Karena ajaran moralnya bejat, otomatis tuhan yang disembah Islam adalah tuhan palsu.
Untuk dapat menyadarkan muslim, yang dibutuhkan hanya satu: LOGIKA ! •
Comments
Ana sangat setuju sekali dgn tulisan diatas.
Bila tindakan AMORAL dan TIDAK BERADAB dapat diterima dengan alasan tidak bertentangan dengan ajaran agama dan teladan nabi, maka kesesatan tsb sangatlah nyata.
Bagaimana moral seorang muslim dapat dikatakan baik dan beradab bila bebas menggauli budak2, bebas membunuh sesama manusia dgn label kafir tanpa rasa berdosa, bebas kawin lagi tanpa memperdulikan perasaan istri dan anak2 yg dimiliki sebelumnya, bebas memukul isteri yg dianggap tidak taat (tidak taat dalam tanda kutip hanya menurut pendapat dan pandangan sang suami sefihak), bebas membantai anggota keluarga yg murtad, bebas membantai pengkritik agamanya secara fisik tanpa ngaca dulu bahwa islam sendiri slalu dan slalu mengkritik agama diluar komunitas mereka.
Muslim kaffah berotak kera bertepuk dada atas keislamannya, disisi lain muslim yang masih berotak manusia sudah muak dgn keislamannya dan telah membuang jauh2 agama sampah tsb, walaupun tidak melakukan perubahan status agamanya secara hukum demi keselamatan jiwa mereka pribadi.
karena dimana ada info murtadin, disanalah berfokus dan berkeliaran para muslim barbar dengan senjata terhunus siap mengambil nyawa tanpa rasa malu dan berdosa, seandainya tidak dieksekusi secara fisikpun, minimal tekanan secara psikis akan tetap diterima sang murtadin selama hidupnya.
Memang islam wajib punah demi terciptanya suatu kehidupan yang harmonis dan indah, bebas dari tekanan fisik dan psikis dari suatu kaum berideologi kekerasan hasil ciptaan seorang psikopat, pembunuh, pemerkosa, pedofil, perampok bernama MUHAMMAD.
Dalam Qur’an, tuhannya Muhammad menghalalkan untuk
berhubungan seks dengan budak-budak wanita.
QS 23: 5-6
dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali
terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka
miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada
terceIa.
QS 4:24
dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang
bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah
telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya
atas kamu.
QS 33:50
Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan
bagimu isteri-isterimu yang telah kamu berikan mas
kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang
termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan
yang dikaruniakan Allah untukmu
QS 4:3
Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil,
maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang
kamu miliki.
Pertanyaan Pertama: Kata kunci nya adalah BUDAK.
Kenapa Tuhan memperbolehkan umat Islam menggauli
BUDAK, padahal budak tersebut belum menjadi istri?
Pertanyaan Kedua: Bukankah Islam melarang
perzinahan? Kan menyetubuhi budak termasuk berzina?
JAWABAN PERTANYAAN PERTAMA
Memang sekilas agak rancu manakala kita melihat dua
masalah itu. Agak terasa ambigu, soalnya di satu sisi
Islam menentang perbudakan, tapi di sisi lain, kok
malah dihalalkan ‘menikmati’ budak? Tapi kalau kita
dekati masalahnya, mungkin bisa akan semakin jelas.
Ada beberapa hal yang perlu kita jadikan bahan
pemikiran dalam masalah ini.
Pertama, bahwa perbudakan bukan produk agama Islam.
Sebaliknya, ketika Islam diturunkan pertama kali,
perbudakan sudah menjadi pola hidup seluruh umat
manusia. Bukan hanya di tanah Arab saja, tetapi nyaris
di semua peradaban manusia, pasti ada perbudakan.
Kedua, perbudakan bukan semata-mata penindasan
manusia atas manusia, tapi di sisi lain, perbudakan
adalah bagian utuh dari dari sendi dasar perekonomian
suatu bangsa. Sehingga menghilangkan perbudakan
berarti meruntuhkan sendi-sendi dasar perekonomian.
Ketiga, perbudakan juga sudah diakui oleh hukum yang
positif dan dibenarkan oleh undang-undang semua
peradaban manusia. Memiliki budak, menjual, menukar
dan mempertaruhkannya, adalah tindakan yang sesuai
dengan hukum yang berlaku secara universal. Maka
budak yang melarikan diri dari tuannya, tidak bisa begitu
saja dibebaskan oleh orang lain. Secara hukum,
mengambil budak yang lari dari tuannya adalah tindakan
melawan hukum. Membebaskan budak dengan tebusan
adalah satu-satunya jalan yang dibenarkan saat itu.
Keempat, adanya hukum positif semua bangsa tentang
budak termasuk juga keabsahan untuk menyetubuhi
budak perempuan. Ini merupakan bagian dari aturan
yang diakui oleh semua bangsa yang hidup di masa itu.
Bukan hal yang aneh atau melanggar hukum.
Islam Diturunkan untuk Menghilangkan Perbudakan
” Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi
sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi
sukar itu ? ( yaitu ) MELEPASKANBUDAK DARI
PERBUDAKAN “. ( QS.Al Balad : 11-13 )
Nah, di tengah kondisi nyata seperti inilah Islam
diturunkan di negeri Arab pertama kali. Karena tujuan
akhir memang menghilangkan sistem perbudakan di
muka bumi, maka Islam secara khas memang memiliki
ciri, yaitu melakukan perubahan secara berangsur-
angsur tapi pasti.
Misalnya tentang penghapusan khamar, awal ayat yang
pertama kali turun sama sekali tidak mengharamkan
khamar, ayat yang kedua juga sama sekali tidak
mengharamkannya. Baru pada ayat yang ketiga, ada
sedikit larangan untuk minum, yaitu saat menjelang
shalat. Dan akhirnya baru pada ayat ke empat, khamar
diharamkan sama sekali.
Demikian juga dengan proses penghilangan budak,
adalah sah bila juga ada proses yang harus dilalui.
Apalagi perbudakan itu terkait dengan sendi-sendi
ekonomi suatu bangsa, tentu waktu yang dibutuhkan
jauh lebih lama.
Bayangkan bila harga seorang budak 100 dinar,
sebagaimana salah satu riwayat menyebutkan tentang
harga Bilal saat dibebaskan. Padahal kita tahu bahwa
satu dinar emas itu senilai dengan harga seekor
kambing. Kalau seekor kambing seharga sejuta rupiah,
berarti seorang budak seharga 100 juta rupiah.
Bayangkan kalau satu orangtuan di Makkah memiliki 100
budak, maka nilai assetnya 10 milyar.
Kalau tiba-tiba budak dihapuskan dalam satu ketukan
palu, maka jelas sekali ekonomi akan goncang dan
runtuh. Tentu saja Islam tidak akan meruntuhkan sendi-
sendi ekonomi suatu bangsa. Yang dilakukan adalah
penghapusan budak secara bertahap. Ada banyak pintu
untuk membebaskan budak, antara lain:
Pintu Pertama, lewat hukuman atau kaffarah atau denda.
Seorang yang melakukan suatu dosa tertentu, ada
pilihan denda yaitu membebaskan budak. Misalnya,
melakukan hubungan suami isteri siang hari bulan
Ramadhan.
Pintu kedua adalah lewat mukatab, yaitu seorang budak
harus diberi hak untuk membebaskan dirinya dengan
angsuran, di mana uangnya didapat dari 8 ashnaf zakat.
Pintu ketiga, lewat sedekah atau tabarru’. Seseorang
tidak melakukan dosa, tapi dia ingin punya amal ibadah
yang sangat bernilai di sisi Allah, maka dia pun
membebaskan budak miliknya, atau membeli budak milik
orang lain.
Pintu Keempat, Islam menetapkan bahwa semua budak
yang dinikahi oleh orang merdeka, maka anaknya pasti
menjadi orang merdeka. Sehingga secara nasab,
perbudakan akan hilang dengan sendirinya.
Itulah salah satu rahasia mengapa menikahi atau
menyetubuhi budak sendiri dibenarkan dalam Islam,
jawabnya karena anak yang akan lahir dari rahim wanita
itu akan menjadi orang yang merdeka. Tanpa harus
kehilangan hak atas nilai asset yang dimiliki secara
langsung.
Dan masih banyak lagi pintu-pintu lain yang bisa
dimanfaatkan untuk mengantarkan para budak menemui
kebebasannya.
Pada intinya, perbudakan bisa dihapuskan secara
sistematis, namun tidak ada orang yang dirugikan secara
finansial. Dan sendi-sendi ekonomi tidak akan rusak
atau runtuh.
Dalam banyak ayatnya, Al-Quran memang membolehkan
laki-laki menyetubuhi budaknya sendiri. Tetapi bukan
budak orang lain.
… Dan budak-budak yang kamu miliki yang
memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat
perjanjian dengan mereka[1], jika kamu mengetahui ada
kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka
sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya
kepadamu. (QS 24:33).
[1] maksudnya: Salah satu cara dalam agama Islam
untuk menghilangkan perbudakan, yaitu seorang hamba
boleh meminta pada tuannya untuk dimerdekakan,
dengan perjanjian bahwa budak itu akan membayar
jumlah uang yang ditentukan. Pemilik budak itu
hendaklah menerima perjanjian itu kalau budak itu
menurut penglihatannya sanggup melunasi perjanjian itu
dengan harta yang halal.
Al Qur’an QS 02:221: ” Dan janganlah kamu menikahi
wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya wanita budak yang mu’min lebih baik
dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan
janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik
(dengan wanita-wanita mu’min) sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya budak yang mu’min lebih baik
dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu.
Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke
surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya)
kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.”
Al Qur an: QS. 23:01-07. ” Sesungguhnya beruntunglah
orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang
khusyu’ dalam sembahyangnya…dan orang-orang yang
menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri
mereka atau budak yang mereka miliki, maka
sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.
Barangsiapa mencari yang di balik itu [2] maka mereka
itulah orang-orang yang melampaui batas. “.
[2].Maksudnya: zina, homoseks, dan sebagainya.
Al Qur’an SQ. 70:29-30: ” Dan orang-orang yang
memelihara kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri
mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka
sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.”
Al Qur’an QS.33:50: ” Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah
menghalalkan bagimu isteri-isterimu yang telah kamu
berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu
miliki yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam
peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu ”
Al Qur’an SQ. 04:25 …Dan barangsiapa diantara kalian
(orang-orang merdeka) yang tidak cukup
perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi
beriman, ia boleh mengawini wanita yang beriman, dari
budak-budak yang kalian miliki…
Sesuai dengan ruh ISLAM yang datang dengan tujuan,
salah satunya, membebaskan perbudakan di atas bumi
ini. Salah satunya dengan menganjurkan kepada para
tuan untuk mengawini budaknya sehingga secara
otomatis terbebas dari perbudakan. .
Akan menjadi suatu kesalahan yang besar apabila kita
hanya membaca beberapa ayat tanpa memperhatikan
apakah ada ayat lain yang merujuk pada penjelasan
tentang hal dimaksud.
selain mengutif QS 23:5-6 dan QS 4:24, coba anda
perhatikan ayat lainnya yang berusaha menjelaskan
tentang hal ini, seperti:
QS 4:25
“Dan barangsiapa diantara kamu (orang merdeka) yang
tidak cukup perbelanjaannya untuk mengawini wanita
merdeka lagi beriman, ia boleh mengawini wanita yang
beriman, dari budak-budak yang kamu miliki. Allah
mengetahui keimananmu; sebahagian kamu adalah dari
sebahagian yang lain, karena itu kawinilah mereka
dengan seizin tuan mereka, dan berilah maskawin
mereka menurut yang patut, sedang merekapun wanita-
wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan
(pula) wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai
piaraannya; dan apabila mereka telah menjaga diri
dengan kawin, kemudian mereka melakukan perbuatan
yang keji (zina), maka atas mereka separo hukuman dari
hukuman wanita-wanita merdeka yang bersuami.
(Kebolehan mengawini budak) itu, adalah bagi orang-
orang yang takut kepada kemasyakatan menjaga diri
(dari perbuatan zina) di antara kamu, dan kesabaran itu
lebih baik bagimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.”
intinya: bahwa dalam ayat tersebut memuat sebuah
pernyataan bahwa kita diharamkan menggauli budak2
tersebut tanpa ada ikatan perkawinan/pernikahan
……….selanjutnya bisa anda maknai sendiri……..
kemudian ditegaskan lagi dalam QS 24:33
“Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah
menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah
memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan budak-
budak yang kamu miliki yang memginginkan perjanjian,
hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka, jika
kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan
berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah
yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu
paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan
pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian,
karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. Dan
barangsiapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
(kepada mereka) sesudah mereka dipaksa itu.”
intinya: jangankan melakukan perzinahan, mau
mengawininyapun tetap saja kita menghargai dan
menjaga kehormatan mereka, ketika mereka
menginginkan sebuah perjanjian kita harus menerima
perjanjian itu, dan selain itu kita juga diharamkan
memaksa mereka untuk melakukan pelacuran…
jadi, jelas sudah semuanya, bahwa tidak ada unsur
perzinahan dalam hal ini. dan ketika budak tersebut
menginginkan perjanjian atas perkawinan yang kita
inginkan, disini menjelaskan bahwa tidak ada unsur
pemaksaan pula dalam hal itu.
Menyetubuhi Budak: Sebuah Kerendahan
Mungkin sebagian dari kita berpikir, wah enak juga ya
punya budak, bisa menyetubuhi tanpa dinikahi’. Berarti
Islam itu tidak adil, di satu sisi bilang mau
membebaskan perbudakan, tapi di ayat Quran kok malah
dibolehkan menyetubuhi budak?
Padahal sesungguhnya yang terjadi tidak demikian.
Terutama untuk bangsa Arab di masa lalu yang sangat
menjunjung tinggi nilai seorang isteri.
Sudah menjadi adat dan tradisi bagi bangsa itu untuk
menikahi dengan wanita terhormat. Dan untuk itu,
secara finansial mereka punya level bargaining yang
tinggi. Laki-laki arab tidak segan-segan untuk
menggelontorkan seluruh hartanya demi untuk
membayar mahar (maskawin) yang sedemikian mahal.
Semakin tinggi nilai dan derajat seorang wanita yang
akan dinikahi, maka semakin mahal nilai maharnya. Dan
semakin naik pula gengsi si laki-laki yang menikahinya.
Dan urusan gengsi ini menjadi ukuran status sosial yang
punya kedudukan tersendiri.
Mereka yang menikah dengan wanita bermahar murah,
biasanya langsung mengalami penurunan IHD (Indeks
Harga Diri). Minimal sedikit terkucil dari pergaulan.
Hanya karena menikah dengan wanita yang nilai
maharnya agak rendah. Sebab kemurahan nilai mahar
sedikit banyak menggambarkan status dan derajat
keluarga si wanita. Dan buat bangsa arab saat itu,
menikahi wanita yang maharnya murah akan sangat
menjatuhkan gengsi dan wibawa.
Apalagi kalau sampai menikahi budaknya sendiri, maka
‘indeks harga diri’ akan langsung melorot jatuh. Dia
akan kehilangan ‘muka’ di hadapan teman-temannya,
karena bersetubuh atau menikah dengan budak. Sama
sekali tidak ada yang bisa dibanggakan, bahkan
memalukan.
Maka meski ada ayat yang menghalalkan menyetubuhi
budak wanita milik sendiri, bukan berarti orang Arab
lantas senang. Sebab buat mereka, menikah dengan
wanita yang berderajat tinggi adalah sebuah prestise
tersendiri. Dan menikah dengan budak adalah sebuah
‘catatan tersendiri’ meski dihalalkan.
Maka di akhir ayat, Allah SWT menegaskan bahwa hal itu
tidak tercela. Sebab memang buat bangsa Arab saat itu,
menyetubuhi dan menikahi budak memang agak
membuat mereka terhina.
JAWABAN PERTANYAAN KEDUA
Apa yang disebutkan dalam surat Al-Mu‘minun adalah
sebuah pernyataan dari Allah sebagai sumber utama
hukum Islam. Dalam ayat itu Allah telah membuat
ketentuan bahwa setiap muslim wajib menjaga
kemaluannya (tidak boleh melakukan hubungan seksual)
dengan siapa pun kecuali dengan dua orang: Pertama,
dengan istri yang dinikahi. Kedua: dengan budak
wanitanya yang dimiliki. Sehingga hanya kepada kedua
jenis orang inilah seorang laki-laki muslim boleh
melakukan hubungan seksual. Tentu saja melakukan
hubungan seksual dengan budak wanita yang dimiliki
bukan termasuk zina yang dilarang Allah. Dan perlu
dicermati lebih jauh bahwa di abad ketujuh dimana
Syariat Islam diturunkan, fenomena perbudakan adalah
sesuatu yang bersifat bagian utama dari sistem
masyarakat manapun, bukan hanya milik jazirah arab
saja.
Perbudakan adalah ribuan tahun sebelum masa turunnya
syariat Islam. Perbudakan telah dikenal sejak zaman
Romawi dan Yunani Kuno, Mesir kuno, Sumeria,
Babylonia dan peradaban-peradaban kuno lainnya.
Semua menyepakati sistem perbudakan dimana mereka
memang bisa melakukan hubungan seksual dengan para
budak. Juga jual beli budak diakui secara aklamasi di
semua peradaban manusia. Sehingga budak adalah salah
satu komoditi masyarakat yang telah dikenal ribuan
tahun lamanya di setiap belahan dunia. Ketika Islam
datang, perbudakan tidak bisa dihapuskan dalam sehari,
tetapi butuh proses panjang selama puluhan bahkan
ratusan tahun. Selama proses itu berlangsung, Islam
telah secara intensif menutup semua pintu perbudakan
dan membuka lebar pintu ke arah pembebasannya.
Namun biar bagaimana pun Islam tidak bisa tiba-tiba
secar frontal tidak mengakui perbudakan karena
perbudakan di masa itu adalah realitas sosial. Sehingga
beberapa hukum yang sebelumnya berlaku secara umum,
pada kondisi tertentu masih bisa diterima dalam Islam.
Termasuk diantaranya menjual atau membeli budak dan
juga melakukan hubungan seksual. Meski hari ini
perbudakan praktis tidak ada lagi, bukan berarti
hukumnya menjadi tidak berlaku. Karena tidak ada
seorang pun yang bisa menjamin bahwa suatu
peradaban akan mengalami set back ke belakang meski
sudah pernah mengalami kemajuan. Sehingga bila suatu
saat nanti, Allah menghendaki terjadi perbudakan lagi,
Islam telah memiliki hukum yang mengatur perbudakan.
Berakhirnya Era Perbudakan
Dengan sudah berakhirnya era perbudakan manusia oleh
sebab turunnya agama Islam, maka otomatis urusan
kebolehan menyetubuhi budak pun tidak perlu
dibicarakan lagi. Sebab perbudakannya sendiri sudah
dileyapkan oleh syariah.
Mungkin ada yang bertanya, kalau perbudakan sudah
lenyap, mengapa Al-Quran masih saja bicara tentang
perbudakan?
Untuk menjawab itu kita perlu melihat lebih luas. Marilah
kita membuat pengandaian sederhana. Seandainya suatu
ketika nanti entah kapan, terjadi perang dunia yang
melumat semua kehidupan dunia. Lalu pasca perangitu
peradaban umat manusia hancur lebur, mungkin juga
peradaban manusia kembali lagi menjadi peradaban
purba, lantas umat manusia yang jahiliyah kembali jatuh
ke jurang perbudakan manusia, maka agama Islam masih
punya hukum-hukum suci yang mengatur masalah
perbudakan.
Wallahu a’lam bishshawab
Sumber: muslim-menjawab dan
answeringkristen.wordpress.com
Bang kumis dan duladi hati-hati dengan hujatann Anda dengan bahasa kotor begini malah menjadikan orang berpikir dan ingin mempelajari islam yang sebenarnya. Jadi bumerang dah! Sayangkan tujuan Anda tidak tercapai? Pakailah bahasa santun dan ilmiah (dul saya baca debat Anda dengan Romi lucu juga ya) sdh brp tahun nih menjelek-jelekkan islam – masak sampai mati-hayo apa mau tobat. Dalam hati pasti meyakini kebenaran islam, hanya tertutup kesombongan iya kan.
@ Yuliati
Bila sesuatu yg jelek dikatakan jelek, , bukanlah menjelekkan, melainkan menyatakan suatu kebenaran
Tetapi bila sesuatu yg jelek dikatakan bagus, itu berdusta dan menyesatkan orang
Apakah kebenaran Islam yang anda anggap perlu diyakini ?
Ya , ada sih sedikit, yaitu ayat2 quran yg sesuai dgn Alkitab, itu pasti lah suatu kebenaran , tetapi yg bertentangan , pastilah SALAH
Sebab tidak mungkin Allah yang sama memberikan perintah / ajaran yang bertentangan
Meski Alkitab Perj Lama sedikit berbeda dgn Perj. Baru , tetapi tidak bertentangan, malah saling berkaitan , sambung menyambung; nubuat2 dlm Perj Lama, digenapi dlm Perj Baru
Sebaliknya quran banyak pertentangan dgn Alkitab , tidak nyambung
Bahkan ayat2 quran sendiri banyak yg saling bertentangan
SUPER AMBIGU !
sudah jelas pada QS23:5-6 bahwa allah swt melegalisasi perzinahan atas budak dan tradisi perbudakan yg menggugurkan pendapat bahwa islam membebaskan perbudakan.
Sudah hal biasa bila seorang terdakwa membuat alibi dengan berbagai taqiyah demi menyelamatkan dirinya dari dakwaan.
Tetapi fakta telah menunjukkan di abad 20 ini sebahagian dari warga saudi arabia yg notabene adalah sarang islam kaffah masih memegang teguh sunnatulah tsb.
Dimata mereka TKW tetaplah berkasta budak dan halal untuk digauli tanpa akad nikah.
Alhasil banyak TKW pulang kampung dengan kondisi hamil ataupun mempunyai anak tanpa suami
(mencapai ratusan hingga ribuan korban) dan yang smakin memperkuat dakwaan ini adalah semua kasus PERKOSAAN (perzinahan halal versi alkoran) tsb tidak pernah dapat ditindak lanjuti ataupun mendapat penyelesaian secara hukum dinegara haji tsb.
Tinggallah muslimah2 islam indo/TKWI menjadi korban ajaran agama sesatnya sendiri.
Dgn demikian opini untuk pembodohan dan pengkadalan kepada publik dan muslim awam yang dicopas oleh @koko dinyatakan TKO..
.
.
kamu sudah mengetahui istilah TAQIYAH …berarti tahu pasti nya bahwa itu adalah ajaran AGAMA SYIAH yang itu sudah dibantah oleh Islam. akan tetapi kamu menghantam kan istilah itu kepada Islam hanya karena syiah MENGAKU Islam..
BENAR BENAR LICIK
menuduh orang lain taqiyah tapi ini blog goblok bikin nama pakai TAQIYAH
Haha… koko koko… kalo kau sebut “AGAMA SYIAH” jgn disalahkan kalo org2 muslim syiah nyebut sunni itu “AGAMA SUNNI”. Sunni & Syiah cuma beda aliran toh… nabinya sama2 si pedofil muhammad, tuhan2annya sama2 alloh swt, kitabnya sama2 alquran.
Kau sebut TAQIYAH itu ajaran syiah? Hahahah. Kau itu muslim tolol yg cuma bisa nungging2 doang apa sedang bertaqiyah dgn berlaga pura2 ga tau??,
Apa kau pernah baca surah ali imran ayat 28 yg berbunyi:
“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).”
Baca: “kecuali karena (siasat) memelihara diri”.
Ga perlu punya IQ tinggi utk memahami ayat ini (kecuali 2D hehehe). Dan ayat inilah yg dipakai teman2 seukuwah ente (sunni maupun syiah) utk melakukan sepak terjangnya dgn melakukan kebohongan2 sana-sini utk menipu org2 kafir demi melindungi & menegakkan islam.
Jadi jelas ajaran taqiya bukan karangan syiah tapi justru berasal dari bersumber kitab islam sendiri.
Sudahlah koko, tinggalkan islam, buang kitab quran yg merugikan itu ke tong sampah atau bila perlu bakar… ga ada gunanya kau cape2 sampe bertaqiyah demi membela agama sial itu, percuma. Dgn banyaknya informasi ttg islam di internet, org2 sekarang ud ga mudah lagi tertipu oleh kebohongan2 islam.
Dgn meninggalkan islam, bukan cuma kebaikan yg kau dapat tapi jg kebaikan bagi org lain.
bang kumis komentar nya agak pandai tapi kamu benar bodoh menyamakan sunni dan syiah. malas jawab orang bodoh
Tolol, sunni dan syiah ud jelas sama2 ISLAM (nabinya sama2 si pedofil muhammad, kitabnya sama2 alquran, tuhannya sama2 alloh swt, sholatnya sama2 dimasjid, apalagi coba? 😀
Kau sudah mengakui kepintaran bang kumis, harusnya kau belajar dari dia dlm memahami islam, jgn hanya bisa nunging2 5x sehari, sambil komat kamit pake bhs arab, tanpa tahu islam sebenarnya, tanpa tahu biografi nabimu yg pedofil itu. Dgn mempelajari sejarahnya kau jd lebih mudah lg meninggalkan ajaran sesat islam & ga perlu ragu2 lg membuang alquran ke tong sampah & membakarnya.
sudah ku duga kamu akan MENYAMAKAN Antara BUDAK dan PEMBANTU /PELAYAN (pelayan toko, pelayan rumah tangga, dll )
KUNCINYA DI KATA “BUDAK ”
BUDAK salah satu pekerjaan nya adalah melayani..
tapi PELAYAN /PEMBANTU bukan berarti BUDAK
kamu kira bermain bahasa seperti itu nggak ketahuan???
kamu kira di Arab saudi nggak ada orang jahat yang mengaku Islam??
kamu kira TKW di Arab saudi semua nya adalah orang baik baik? ?
tidak ada AMBIGU kecuali dilihat dari mata rabun, tukang ngeyel, atau kamu tidak baca ya uraian di atas, ,,??
So what? Sama2 bisa di halal digauli kan hahaha…
Ini bukan masalah perbedaan pembantu atau budak. tapi ini masalah moralitas ajaran sesat dlm alquran yg menghalalkan ngeseks dgn budak. Di ayat 23:5-6 sangat jelas:
“dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.”
Ga perlu lg kau bertaqiyah ataupun berusaha berdalih bhw budaknya ud dinikah dulu. Ini bualan tolol ala muslim. Di ayat 23:5-6 sangat jelas disebutkan status istri dan status budak.
emang aku copas …..itu aku sebutkan sumber nya…
masalah buat loh.,, ﹋o﹋????
otak rendahan dan dangkal mana bisa melihat gaya bahasa yang tinggi dan dalam makna
sunni syiah jelas beda lah,,, bang menir ~^O^~
minyak sama air mana sama meski sama benda cair
maka nya males tambah satu bodoh lagi berdebat
maksud nya lebih pandai itu
bang kumis dikit aja lah pandai nya dari kamu
he he he he
bye…
Sdri. Kokom komariah !
Anda terlihat sedang kalap dan mengumbar emosi anda secara tak terkendali..
Anda salah satu contoh karakter manusia hasil ajaran ideologi islam
Tapi
Silahkan keluarkan semua curhatan sampai anda puas.
Sesudah kepala anda dingin, baru saya akan memberi komentar lanjutan lagi..
Wassalam..
admin dan komentator segeralah bertaubat. apapun agamamu kita diwajibkan untuk saling menghormati satu sama lain. jangan saling menjelekkan satu sama lain. Allah pasti punya tujuan yang karena keterbatasan otak dan pengetahuan kita sampai saat ini belum memahami apa makna, maksud, dan tujuan ayat-ayat tersebut dengan sebenarnya. begitu juga dengan ajaran agama2 yang lain. lakum diinukum waliyadiin, maaf jika ada komentar yang salam.