Tiga Bukti Logis dan Faktual Allah SWT Bukan Tuhan

Batu berhala Hajar Aswad

Batu Hajar Aswad


Oleh: Duladi ⦁

Saya katakan Muslim itu GOBLOK, karena sudah jelas kalau Allah (baca: Awloh) yang mereka sembah sesungguhnya bukanlah TUHAN tapi berhala, namun mereka masih saja menutup mata dan tetap membohongi pikiran mereka sendiri kalau Allah swt adalah Tuhan. (Islam biasanya suka mengejek orang Nasrani karena mempertuhankan manusia. Lebih goblok lagi, orang yang mempertuhankan batu!)Saya boleh katakan, bangsa Arab sebenarnya tidak berniat menipu, mereka sendiri justru tertipu oleh keprimitifan nenek moyang mereka yang menganggap batu hajar aswad sebagai Tuhan. Mereka sendiri begitu yakin, sangat-sangat yakin, kalau batu itu adalah Tuhan.

Hal ini tidak aneh, karena bila kita tilik dari sejarah bangsa-bangsa kuno, terutama mereka yang begitu terbelakang, mereka mempercayai jimat, batu bertuah atau batu jeda sebagai “DZAT” yang memiliki kekuatan supranatural (adikodrati) dan dapat mempengaruhi kelangsungan jagat raya ini, termasuk hidup matinya makhluk hidup.

Maka kita akhirnya dapat mengerti dan menerima kegoblokan bangsa Arab itu, bahwa mereka sesungguhnya sadar bahwa yang mereka sembah itu adalah batu, namun mereka dengan senang hati melakukannya karena bagi mereka, batu itu adalah TUHAN SANG PENCIPTA (wujud dari berhala dewa bulan sabit). Mereka tidak merasa diri mereka goblok, karena otak mereka yang primitif.

Bila kita sebagai bangsa Indonesia yang sebenarnya telah memiliki peradaban lebih tinggi dan lebih pintar dari bangsa primitif Arabia itu, malah mengikuti pola berpikir, mengadopsi keprimitifan mereka, yaitu ikut-ikutan bangsa primitif itu dengan turut melakukan penyembahan kepada batu, berarti kita sebagai bangsa Indonesia adalah bangsa yang SANGAT GOBLOK.

Biarkan Arab punya tuhannya sendiri. Awloh adalah tuhan lokal mereka, biarkan mereka. Mereka mau meyakini batu sebagai Tuhan, itu urusan mereka sendiri. Tapi sangatlah GOBLOK bila kita yang lebih tinggi budayanya dari mereka malah ikut-ikutan bangsa primitif itu.

Memang kita tidak bisa memungkiri, nabi mereka memang secara sengaja hendak menjadikan tuhan lokal mereka menjadi tuhan universal, dengan cara memaksa bangsa-bangsa lain untuk turut menyembahnya. Secara psikologis, bila Awloh disembah di seluruh dunia berarti derajat bangsa Arab akan terangkat pula, dan itu memberi keleluasaan bangsa Arab untuk dapat berkuasa penuh di bumi. Itu secara umum; dan secara khususnya, dengan mengorbitkan Awloh sebagai satu-satunya sesembahan yang agung, berarti mengangkat citra bani Quraish (penduduk kota Mekkah) sebagai suku yang terhormat.

Anda bisa bayangkan, sewaktu seluruh dunia mengucapkan kalimat: “Laa illa ha illalaaa… Laa illa ha illalaaa…” Betapa bangganya orang Quraish, nama sesembahan mereka diakui dan dipuja-puja.

Mereka yang pintar, kita yang goblok.

Maka dari itu, tanpa perlu banyak argumentasi/pendapat lagi, saya akan suguhkan bukti-bukti logika kenapa MUSLIM itu GOBLOK.

Perhatikan ini!

1. Ke arah mana kiblat sholatmu?
Ke Kaabah, di mana disitulah ditempatkan batu “Awloh” sembahan Quraish. Jadi, yang kamu sembah bukan SANG PENCIPTA, tapi tuhannya Quraish, penduduk kota Mekkah.

Perhatikan juga ucapan nabi gadungan ini:

QS. An Naml (27) ayat 91
Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Awloh sembahan Quraish Mekkah) Yang telah dijadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.

Awloh beda dengan Tuhan Yahudi dan Nasrani:

QS. Al Baqarah (2) ayat 62
Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Siapakah Awloh? Awloh adalah batu hajar aswad, “Tuhan” bagi suku Quraish. Sebelum Muhammad memproklamirkan diri sebagai nabinya Awloh, batu hajar aswad sudah demikian dikultuskan, dan menjadi salah satu penghuni Kaabah di samping 359 berhala lain sembahan suku-suku di Arab.

Muhammad memindahkan Batu Hitam.

Ini dapat kita ketahui dari riwayat pengangkatan batu tersebut sewaktu Kaabah rusak ditimpa banjir besar. Ingat! Waktu itu Muhammad belum jadi “nabi”. Suatu ketika di saat Muhammad berusia 35 tahun, Kaabah rusak ditimpa banjir. Orang-orang bersepakat membangun kembali kuil itu, tidak ketinggalan Muhammad. Ketika sampai pada saat mengembalikan Hajar Aswad (Batu Keramat berwarna Hitam) ke tempatnya semula, timbul kericuhan. Masing-masing merasa lebih berhak mendapat kehormatan mengerjakan hal itu. Orang bersitegang, hingga seluruh pekerjaan terhenti karenanya. Akhirnya dimufakati untuk menyerahkan keputusan persoalan kepada barangsiapa yang esok harinya paling dahulu berada di Masjid al Haram. Ternyata orang itu ialah Muhammad, padahal dia tidak sengaja berusaha datang lebih pagi. Kemudian, Muhammad membeberkan selembar kain, mengangkat dan meletakkan batu keramat itu di atas kain tersebut. Kemudian para kepala keluarga/ kelompok/ kafilah/ orang terkemuka diajak beramai-ramai mengangkat dan membawa kain itu ke tempat di mana batu hitam akan diletakkan dan Muhammad sendiri meletakkannya di atas tempatnya semula. Sejak saat itu Muhammad mendapat tempat terhormat di hati orang-orang Mekah. Kewibawaan Muhammad naik di mata rakyat. Dan sejak saat itu pula, Muhammad semakin sering bersemedi di dalam gua angker, sebuah gua yang sempit dan gelap gulita, namanya gua Hira. Untuk memasuki gua tersebut, orang harus merangkak. Gua itu terletak di bukit Hira ±9 km dari Mekah.

Baca juga di:
Samakah ALLAH SWT dengan Tuhannya Ibrahim dan para nabi?

2. Simbol apa yang terpasang di atap rumah ibadahmu?
Bulan Sabit. Awloh adalah dewa bulan, yang simbolnya adalah bulan sabit. Ini sudah cukup dikenal oleh bangsa-bangsa primitif di Timur Tengah sejak ribuan tahun yang lalu sebelum si Mamad lahir.

Gbr 5. Masjid Quba, masjid pertama yang dibangun, di atasnya terdapat lambang bualn sabit (bandingkan dengan Gbr 6 & 7).

Gbr 6. Lambang bulan sabit yang terdapat pada masjid-masjid di zaman sekarang (bandingkan dengan gbr 5 & 7).

Gbr 7. Perunggu bulan sabit ditemukan di benteng kuno Asyiria yang berusia 3000 tahun. Bulan sabit adalah simbol dewa bulan Asyiria.

(Catatan: Lambang dewa bulan sabit memiliki bentuk yang persis sama dengan bulan yang ada di atas Ka’bah masjid.)

Gbr 8. Raja Nabonidus, di atasnya terdapat gambar bulan sabit yang pada masa ini terdapat di masjid-masjid.

Gbr 9. Dewa bulan sabit, simbolnya adalah bulan sabit.

Gbr 10. Potongan prasasti dewa bulan Ur.

Gambar ini diperoleh dari situs ISLAM TULEN: Arrahmah.com

Ilustrasi persamaan Bulan sabit dan Allah SWT.

3. Ritual apa yang dilakukan oleh para calon haji di Mekkah?
Sebelum muter-muter Kaabah, sebisa mungkin mereka melakukan sunnah Muhammad yaitu menciumi “Awloh”. Dan sebelum mencium Awloh, mereka mengucapkan: “Ya Awloh, aku penuhi panggilanmu.” Hal itu dicontohkan Muhammad ketika dia melakukan ibadat haji:

Hadist Sahih Bukhari Volume 2, Buku 26, Nomor 673:
Telah menceritakan kepada kami Ashbagh bin Al Faraj telah mengabarkan kepada saya Ibnu Wahb dari Yunus dari Ibnu Syihab dari Salim dari bapaknya radliallahu ‘anhu berkata,: “Aku melihat Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam tatkala datang ke Makkah (melaksanakan haji atau ‘umrah) bila menyentuh sudut Al Hajar Al Aswad ketika melaksanakan thawaf qudum, Beliau berlari-lari kecil pada tiga kali putaran dari tujuh putaran”.
.
Hadist Muwatta Malik, Buku 20, Nomor 113:
Yahya bercerita padaku dari Malik apa yang dia dengar bahwa ketika Rasul Allah SAW telah selesai Tawaf Kabah, sholat dua rokaat, dan ingin berangkat ke Safa dan Marwa, dia akan memberi hormat ke sudut tempat Batu Hitam berada sebelum berangkat.

BATU HITAM “Awloh” itu begitu penting dalam ritual haji muhammad di mekah… Pertama, dia cium itu batu hitam, terus berlari keliling kabah TIGA KALI… trus berjalan keliling kabah EMPAT KALI…!

Hadist Sahih Muslim, Buku 7, Nomor 2832:
Abdullah b. ‘Umar (ra) melaporkan: Rasul Allah (saw) mengamati Tamattu’ in Hajjat-ul-Qada’, Pertama-tama dia pakai Ihram untuk Umroh dan kemudian untuk Haji, dan lalu memberi korban binatang. Jadi dia bawa binatang kurban itu bersamanya dari Dhu’l-Hulaifa. Rasul Allah (saw) memulai Ihram untuk Umroh dan dg demikian mengumumkan juga Talbiya untuk Umroh. Lalu (memakai Ihram untuk Haji) dan mengumumkan Talbiya untuk Haji. Dan orang2 melakukan Tamattu’ ditemani Rasul Allah (saw). Mereka memakai Ihram untuk Umroh (pertama tama) dan kemudian yang untuk Haji. Beberapa dari mereka membawa binatang kurban. Jadi ketika Rasul Allah (saw) datang ke Mekah, dia bilang pada orang-orang: Dia yang membawa serta binatang kurban tidak boleh menganggap apapun yang tidak hak baginya menjadi hak baginya sampai dia menyelesaikan Haji; dan dia, yang tidak membawa binatang kurban harus mengelilingi Kabah dan berlari diantara al-Safa’ dan al-Marwa dan memotong (rambutnya) dan melepas Ihram lalu memasang Ihram untuk berhaji dan memberi kurban. Tapi dia yang tidak menemukan kurban, harus melakukan puasa selama tiga hari selama haji dan tujuh hari ketika dia kembali kepada keluarganya. Rasul Allah (saw) mengelilingi (kabah) ketika dia sampai di Mekah: Dia pertama-tama mencium sudut (Kabah yang ada batu Hitam), lalu berlari tiga keliling dari tujuh dan berjalan empat keliling. Dan lalu ketika dia selesai mengelilingi Kabah dia melakukan sholat dua rokaat pada station (ibrahim), lalu mengucap Salaam (karena selesai Rokaat), dan berangkat ke al-Safa’ dan berlari tujuh kali antara al-Safa’ dan al-Marwa. Setelah itu dia tidak memperlakukan apapun sebagai hak segala sesuatu yang bukan hak sampai dia melengkapi hajinya dan mengurbankan kurban dihari kurban (hari ke-10 Dhu’l-Hijja). Dan lalu kembali secepatnya (ke Mekah) dan mengelilingi Kabah (dikenal sebagai tawaf ifada) setelah itu semua yang bukan hak baginya menjadi hak. Dan mereka yang membawa hewan kurban bersama mereka melakukan apa yang dilakukan Rasul Allah (saw). Hadis ini diriwayatkan atas otoritas Aisha. Istri dari Rasul Allah (saw), mengenai Tamattu dari Haji dan Umrah dan bagaimana melakukan Tamattu oleh para sahabat.

Ada lagi ritual selain mencium dan menghormat BATU HITAM “Awloh”. Muhammad juga sering menunjuk menggunakan tongkat ke arah BATU HITAM seraya meneriakkan, ‘allahuakbar’!…

Hadist Sahih Bukhari, Volume 2, Buku 26, Nomor 677:
Diriwayatkan oleh Ibn Abbas: Dalam Haji Terakhirnya nabi melakukan Tawaf Kaba dengan naik unta dan menunjuk sudut (kabah yang ada batu hitam) dengan tongkat yang berujung bengkok.
.
Hadist Sahih Bukhari, Volume 2, Buku 26, Nomor 697:
Diriwayatkan oleh Ibn Abbas: Rasul Allah melakukan Tawaf (kabah) dengan naik unta (saat itu kaki nabi sedang terluka). Ketika sampai ke sudut (yang ada batu hitam) dia menunjuk kearah batu itu memakai sesuatu pada tangannya dan berkata, “Allahu-Akbar.”

Muslim yang beribadah haji diwajibkan untuk mencium batu hitam.

Hadist Sahih Muslim 1190:
“Tatkala Rasulullah SAW tiba di Mekah, mula-mula beliau datangi Hajar Aswad lalu beliau mencium.”
.
Hadist Sahih Muslim 1150:
Sebelum mencium Hajar Aswad itu, Muhammad mengucapkan: “Labbaik allahuma labbaik” yang berarti: “Ya Allah atas panggilanMu aku datang kepadaMu.”
.
Hadist Abu Dawud, Book 10, Number 1813:
Diriwayatkan Abdullah ibn Abbas: Nabi (saw) berkata: Orang yang melakukan umrah harus berteriak talbiyah sampai dia menyentuh Batu Hitam.

(Talbiyah = “Ya Allah, aku datang memenuhi undanganmu. Tiada sekutu bagimu…”)

Berdasarkan 3 (tiga) bukti logis ini, maka tak dapat disangkal lagi, bahwa MUSLIM itu memang GOBLOK.

Sudah jelas-jelas Allah swt itu bukan Tuhan, tapi masih diyakininya sebagai Tuhan. Kalau orang Arab yang menganggap allah swt itu Tuhan, ya biarkan saja mereka, kenapa kita yang lebih cerdas dan lebih pintar dari mereka malah ikut-ikutan mereka?

Kita harus lawan habis-habisan, setiap usaha kacung-kacung Arab untuk menyebarkan Islam. Karena jelas ini adalah usaha penggoblokan, dan kita yang tidak ingin diri kita digobloki, kita harus dengan tegas menolaknya.

Kalau mereka tetap memaksa kita menyembah batu, kita harus siap dengan PERANG DUNIA KETIGA, karena membiarkan Arab tetap eksis sama saja membiarkan virus berbahaya nongkrong di bumi kita. Tidak ada cara yang lebih jitu selain menuklir Kaabah, sarang berhala itu.

R I N G K A S A N :

Tiga bukti logis dan faktual yang tidak terbantahkan:

  1. Arah Kiblat ke Kaabah, menunjukkan bahwa sesembahan Muslim adalah berhalanya Quraish.
  2. Simbol bulan sabit, adalah simbol DEWA BULAN.
  3. Ritual cium batu oleh para calon haji, yang diikuti dengan seruan: “Ya allah, aku datang kepadamu.”
    1. Kaabah, sebelum dibersihkan oleh Muhammad, berisi 360 berhala. Satu di antaranya adalah Allah taala yang wujudnya BATU. Orang Quraish yang primitif itu menganggap BATU tersebut adalah TUHAN SANG PENCIPTA. Demikianlah pandangan bodoh itu terus diadopsi hingga sekarang, tapi dikaburkan supaya tidak diketahui oleh dunia bahwa allah taala itu sebenarnya cuma sebuah batu.
    2. Bangsa-bangsa kuno di Mesopotamia menyembah DEWA BULAN, simbolnya BULAN SABIT. Dan sekarang Arab memakai simbol tersebut untuk agamanya, masihkah Anda mengelak dari kenyataan ini?
    3. Batu Hajar Aswad dicium, lalu diikuti seruan: “Ya allah, aku datang kepadamu”. Masihkah Anda membantah kalau batu itu bukan allah?

Catatan:

Saya tidak seharusnya mengotak-atik masalah ketuhanan mereka, seandainya “apa” yang disebut tuhan oleh mereka itu tidak mengajarkan kebiadaban dan kekejian kepada umat manusia.

Tapi karena “apa” yang disembah oleh mereka itu membawa dampak yang buruk bagi umat manusia, maka “apa” sesungguhnya sesembahan mereka perlu kita ekspos habis-habisan, bila perlu kita permalukan dan kita hina habis-habisan.

Pesan:

Biarkan orang mau menyembah apapun, asal “benda” itu tidak mengajarkan kebiadaban dan kekejian bagi umat manusia.

Tapi terhadap “benda” yang sudah jelas-jelas berdampak negatif, tidak ada toleransi buat “benda” seperti itu kecuali kita hancurkan.

Pertanyaan-pertanyaan:

Jika BATU HITAM itu Awloh, kenapa ditempatkan di luar Kaabah, bukan di dalamnya?

Masih ingat dengan istilah “PENUNGGU KAABAH”? Bangsa Arab percaya bahwa Awloh menjaga “RUMAH”-nya dengan cara berdiri di salah satu sudut rumahnya. Di samping itu, Awloh tidak sendirian, dia juga dikawal oleh 8.888 jin, yang diberi nama “Huda Al-Fitiri”. Jadi, menempatkan batu “Awloh” di luar, terutama di salah satu sudut bangunan Kaabah memiliki arti “MENJAGA” atau “MENUNGGUI RUMAHNYA”.

Jika BATU HITAM yang ukurannya kecil itu Awloh, bukankah ini bertentangan dengan konsep “ALLAHU-AKBAR”?

Bangsa Arab tidak memandang ukuran fisiknya. Pengertian dari “akbar” di sini bukan menyatakan ukuran fisiknya, tapi kekuasaannya. Bangsa Arab meyakini, walaupun Awloh “seukuran batu” namun kekuasaannya meliputi seluruh alam semesta. Itulah kenapa ada mitos “ALLAHU-AKBAR”.

Muhammad sendiri memahami konsep tersebut, seperti terlihat dari hadist berikut ini:

Hadist Sahih Bukhari, Volume 2, Buku 26, Nomor 697:
Diriwayatkan oleh Ibn Abbas: Rasul Allah melakukan Tawaf (kabah) dengan naik unta (saat itu kaki nabi sedang terluka). Ketika sampai ke sudut (yang ada batu hitam) dia menunjuk kearah batu itu memakai sesuatu pada tangannya dan berkata, “Allahu-Akbar.”

Jika BATU HITAM itu Awloh, kenapa Muhammad tidak berterus-terang menulis dalam Qurannya kalau Awloh itu berwujud batu?

Walaupun bangsa Arab itu primitif, namun mereka tidak bodoh-bodoh amat. Mereka juga dekat dan berinteraksi dengan agama-agama lain, terutama dengan agama-agama kitab seperti Yahudi dan Nasrani. Tentu saja bangsa Arab akan merasa malu bila sampai dunia tahu kalau Awloh itu cuma sebuah batu. Walau begitu, mereka tetap tidak bisa menyembunyikan identitas Awloh sembahan mereka itu sebagai batu secara sempurna. Mereka masih menyebut Awloh sebagai “DZAT” (benda wujud). Bangsa Arab menganggap Tuhan itu “DZAT” yang unique, distinct dan absolut (berbeda sendiri, tidak ada yang menyamai bentuknya, dan tidak bisa berubah wujud), karena memang seperti itulah hakikat BATU HITAM. Selain itu, penyebutan Awloh sebagai tauhid juga mengarah pada identitas kebendaan (tunggal secara bendawi).

Apa Hubungan SABIT dengan BATU HITAM?

Sabit adalah simbol dewa bulan. Orang-orang kuno di Mesopotamia menyembah bulan sabit sebagai Tuhan, dan mewujudkannya dalam bentuk patung manusia (Hubal). Di Kaabah juga terdapat Patung Hubal, sebagai salah satu di antara 360 berhala. Tapi, walau suku Quraish Jahiliyah sama-sama menyembah Dewa Bulan, namun mereka tidak memakai patung Hubal sebagai perwujudannya, melainkan sebuah BATU HITAM “HAJARUL ASWAD”. Jadi, Patung Hubal adalah dewa bulannya suku lain di Arab, sementara BATU HITAM adalah dewa bulannya suku Quraish. Ketika Muhammad berhasil menaklukkan Mekkah, dia menyingkirkan berhala-berhala ain, termasuk patung dewa bulan “Hubal” itu. Patung Hubal dia singkirkan, karena patung Hubal itu bukan sesembahan bani Quraish, walau sama-sama diklaim oleh suku lain sebagai Dewa Bulan. Sama-sama Dewa Bulan, tapi bentuknya beda, dan namanya pun juga beda. Bisa jadi, di dalam Kaabah masih ada lagi Dewa Bulan-Dewa Bulan lain dengan bentuknya masing-masing sesuai dengan keinginan suku pemiliknya. Nama “Allah” adalah eksklusif milik suku Quraish Mekkah, dan tidak diterapkan pada patung lain, kecuali BATU HITAM itu. Dan Muhammad masih memakai simbol sabit, karena sabit adalah identitas bagi BATU HITAM, untuk menegaskan bahwa BATU HITAM itulah Dewa Bulan yang sesungguhnya, bukan patung-patung yang lain.

Bila Awloh itu Berhala, kenapa Muhammad tidak pernah merasa menyembah Berhala?

Bagi orang Arab primitif, berhala itu wujudnya makhluk, seperti misalnya: wujud manusia atau wujud hewan. Bila bentuknya batu (tidak menyerupai apapun), maka dianggap bukan berhala. Muhammad akan sangat murka bila sesembahannya diserupakan dengan apapun. Allah taala dewa bulan itu absolut, unique dan distinct. Tak ada yang menyamai bentuknya, sangat unik dan berbeda dari ciptaannya, serta tidak akan pernah berubah wujud sampai kapan pun walau untuk sementara waktu (absolut secara kebendaan). Banyak ayat-ayat Quran yang dia karang yang isinya melarang pengikutnya menyerupakan Awloh dengan makhluk. Muhammad benci pada patung, tapi cinta pada batu. Karena bagi Muhammad, batu yang tak berbentuk atau tidak menyerupai apapun di muka bumi bukanlah patung (berhala).

Bila Arab penyembah bulan, kenapa tidak ada ritual menyembah bulan secara langsung?

Orang Jepang penganut agama Shinto, walau mereka menyembah Matahari, tapi mereka tidak menjalankan ritual-ritual yang secara menyolok mengarah langsung pd pemujaan Matahari, karena Sang Dewa sudah dialihkan ke dalam atribut lain, seperti berupa patung atau jimat-jimat. Demikian pula Arab. Mereka tidak menunjukkan ritual pemujaan yang langsung mengarah pada bulan di langit, karena Sang Dewa sudah dialihkan ke bentuk batu bernama Hajar Aswad. Jadi, persembahyangan mereka ditujukan tidak lagi terhadap bulan di langit, tapi kepada batu tersebut. Kenapa terjadi pengaburan? Apakah ini bertujuan untuk mengelabuhi orang lain supaya tidak kentara kalau mereka sesungguhnya penyembah benda-benda langit? Salah satu alasannya bisa begitu, karena perkembangan informasi antar agama dan kemajuan Iptek membuat mereka merasa malu kalau sampai diketahui dunia bahwa mereka adalah penyembah bulan. Jadi, sosok sesungguhnya yang mereka sembah dengan sengaja disamarkan. Muhammad pun dengan cerdiknya menutupi hal ini, seperti terlihat pada ayat berikut:

QS. Al Baqarah (2) ayat 189:
Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.

Tetapi tetap saja dia tidak dapat menutupi hal ini secara sempurna, karena simbol itu, biar bagaimanapun, masih harus dipakai sebagai simbol “Tuhan”.

Kenapa mula-mula sholat Islam diarahkan ke Yerusalem yang tidak ada BATU HITAM-nya?

Itu tidak benar. Karena sholat mula-mula di Mekkah tidak mempunyai kiblat. Muslim bebas menghadap ke arah mana pun. Setelah hijrah ke Medinah, pada awal-awal interaksinya dengan orang Yahudi di kota itu, Muhammad menyamakan kiblat muslim dengan orang Yahudi, yaitu ke Yerusalem. Hal itu terjadi selama lebih kurang 17 bulan.

Itu hanya trik awal Muhammad saja untuk menggaet orang-orang Yahudi Medinah agar tertarik dan bersedia masuk Islam jadi pengikutnya.

Hadist Sahihu’l-Bukhari, Kitabu’l-Imam, vol. i. p. 18:
Pada awalnya, sang Nabi memerintahkan sembahyang dengan Qibla ke arah Yerusalem selama enam belas atau tujuh belas bulan, dan dia senang ketika Mekah menjadi arah Qibla.

Ketika tahu orang-orang Yahudi tetap tidak bersimpati padanya dan tidak mau mengakuinya nabi, maka Muhammad menjadi sangat membenci umat itu, dan memutuskan untuk mengubah arah kiblat ke kotanya sendiri, yaitu Mekkah.

Hal itu tampak dalam ayat-ayat Medinah tentang pemindahan kiblat yang dikarangnya:

QS. Al Baqarah (2) ayat 143:
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
.
QS. Al Baqarah (2) ayat 144:
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
.
QS. Al Baqarah (2) ayat 149:
Dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.
.
QS. Al Baqarah (2) ayat 150:
Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.

Apakah Allah adalah bagian dari perserikatan (kelompok) 360 Berhala yang ada di Ka’bah?

Itu benar sekali. Allah adalah salah satu dari 360 berhala yang ngendon di Ka’bah. Itulah kenapa, ada ayat-ayat seperti ini (mohon perhatikan baik-baik):

QS. Al-Araf (7) ayat 191:
Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhada-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang.
.
QS. Al-Isra (17) ayat 42:
Katakanlah: “Jikalau ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai ‘Arsy.”
.
QS. Al-Haj (22) ayat 26:
Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat baitullah (dengan mengatakan): “Janganlah kamu memperserikatkan sesuatu pun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang tawaf, dan orang-orang yang beribadah dan orang-orang yang rukuk dan sujud.”

Ketika Muhammad menghancurkan berhala-berhala dari dalam Ka’bah, Muhammad menyisakan HAJAR ASWAD. Kenapa?

Karena HAJAR ASWAD itulah ALLAH. (Perhatikan kembali ayat-ayat di atas, sebagai pedoman Muhammad untuk melegalkan sepak terjangnya).

Kalau Awloh bukan salah satu dari 360 berhala, mengapa ada ayat-ayat di atas? Dan kenapa HAJAR ASWAD tidak turut dimusnahkan?

HAJAR ASWAD = ALLAH SWT

Hajar aswad sekedar nama samaran, sedangkan ALLAH adalah nama yang sesungguhnya. Arab-arab itu licik, mereka tidak ingin agamanya ditertawakan oleh umat agama Samawi, jadi mereka perlu bersekongkol untuk menipu dunia dan berusaha mengaburkan sosok Awloh yang sesungguhnya.

Tapi, mereka tetap tidak bisa menutupinya secara sempurna.

Lihat, apa yang diperbuat Muhammad terhadap HAJAR ASWAD:

Hadist Muwatta Malik, Buku 20, Nomor 113:
Yahya bercerita padaku dari Malik apa yang dia dengar bahwa ketika Rasul Allah SAW telah selesai Tawaf Kabah, sholat dua rokaat, dan ingin berangkat ke Safa dan Marwa, dia akan memberi hormat ke sudut tempat Batu Hitam berada sebelum berangkat.
.
Hadist Sahih Bukhari, Volume 2, Buku 26, Nomor 697:
Diriwayatkan oleh Ibn Abbas: Rasul Allah melakukan Tawaf (kabah) dengan naik unta (saat itu kaki nabi sedang terluka). Ketika sampai ke sudut (yang ada batu hitam) dia menunjuk kearah batu itu memakai sesuatu pada tangannya dan berkata, “Allahu-Akbar.”

Apakah Muhammad pernah hormat kepada Ka’bah? TIDAK PERNAH.
Apakah Muhammad pernah menunjuk ke arah Ka’bah, lalu berseru: “ALLAHU-AKBAR”? TIDAK PERNAH.

Hadist Sahih Muslim, Buku 7, Nomor 2907:
Salim melaporkan atas otoritas ayahnya bahwa Rasul Allah tidak menyentuh sudut manapun dari Kabah, kecuali sudut Hitam (yang ada Batu Hitam terpasang) dan bagian kecil di dekatnya, yang mengarah ke arah rumah-rumah suku Jumuhi.

Kalau masih ada orang yang menyangka Ka’bah itulah ALLAH, ini salah. Karena HAJAR ASWAD itulah ALLAH YANG SEBENARNYA.

Hadist Sunan Abu Dawud, Buku 10, Nomor 1813:
Diriwayatkan Abdullah ibn Abbas: Nabi (saw) berkata: Orang yang melakukan umrah harus berteriak talbiyah sampai dia menyentuh Batu Hitam.

Talbiyah, adalah seruan-seruan terhadap Awloh:

“Kami penuhi panggilan-Mu, kami penuhi panggilan-Mu, kami penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, kami penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan kenikmatan bagi-Mu, dan kerajaan (bagi-Mu) tiada sekutu bagi-Mu.”

Muhammad tidak saja menghormat dan meneriaki Hajar Aswad sebagai “allah yang maha akbar”, tapi juga menyentuh, mengelus dan menciumnya, ibarat seorang pemuja jimat yang sangat cinta pada jimatnya.

Hadist Sunan Abu Dawud, Buku 10, Nomor 1884:
Diriwayatkan Abdullah ibn Abbas: Nabi (saw) menjepit jubah pada ketiak kanannya dengan ujung jubah itu ada pada bahu kirinya, dan menyentuh sudut (batu hitam), lalu meneriakkan “Allahu-Akbar” dan berjalan dengan bangganya mengelilingi Kabah tiga kali. Ketika mereka (para sahabat) mencapai sudut Yaman, dan menghilang dari mata orang Quraish, mereka berjalan seperti biasa; ketika muncul dihadapan mereka mereka berjalan dengan gagah dan langkah yang cepat. Dengan itu kaum Quraish berkata: “Mereka seperti rusa (yang sedang lompat).” Ibn Abbas berkata: oleh karena itu hal ini lalu menjadi Sunnah (suri tauladan Nabi).
.
Hadist Sahih Bukhari Volume 2, Buku 26, Nomor 673:
Dikisahkan oleh Salim bahwa ayahnya berkata: Aku melihat Rasul Allah tiba di Mekah; mula-mula dia mencium batu hitam (hajar aswad) ketika akan melakukan tawaf dan berlari-lari kecil di tiga putaran (tawaf) pertama dari tujuh kali putaran (tawaf).


Post a comment or leave a trackback: Trackback URL.

Comments

  • Me  On 19 June 2015 at 22:56

    Maaf jika belum tahu,, jgn merasa tau

  • Ridho  On 27 June 2015 at 00:25

    sahabat belum memahami isi Al quran Surah Al ikhlas A 1-5

  • Jika berasal dari Al Qur'an dan hadits shahih pasti benar  On 4 July 2015 at 03:12

    Ga nongol komentar aq. . .

  • Jika berasal dari Al Qur'an dan hadits shahih pasti benar  On 4 July 2015 at 03:56

    Komentar bantahan tampilin lah

  • Jika berasal dari Al Qur'an dan hadits shahih pasti benar  On 5 July 2015 at 01:26

    بسماللهالرحمنالرحيم‎

  • Jika berasal dari Al Qur'an dan hadits shahih pasti benar  On 6 July 2015 at 07:51

    batu hajar aswad sebagai Tuhan https://abangdani.wordpress.com/2012/10/11/hajar-aswad- kisah-sebongkah- batu-dari-surga/

  • Jika berasal dari Al Qur'an dan hadits shahih pasti benar  On 6 July 2015 at 08:03

    1. Ke arah mana kiblat sholatmu?
    Ke Kaabah, di mana disitulah ditempatkan batu “Awloh” sembahan Quraish. Jadi, yang kamu sembah bukan SANG PENCIPTA, tapi tuhannya Quraish, penduduk kota Mekkah. . . Bertanyalah kalo tidak tau kiblat Umat Islam yg pertama n kedua, , , kiblat pertama > Setelah hijrah ke Madinah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih tetap shalat menghadap Baitul Maqdis selama 16 bulan, ada yang mengatakan 17 bulan. , kiblat kedua > Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya. [al-Baqarah/2:144]

  • Jika berasal dari Al Qur'an dan hadits shahih pasti benar  On 6 July 2015 at 08:16

    http://almanhaj.or.id/content/3751/slash/0/perubahan-arah-kiblat/

  • Jika berasal dari Al Qur'an dan hadits shahih pasti benar  On 6 July 2015 at 08:23

    https://kautsaramru.wordpress.com/2014/10/01/menghadap-kiblat-bukan-menyembah-kabah/ . . . Batu hajar aswad/kabah bukan sesembahan, , ,tp sbg arah. . .

  • Jika berasal dari Al Qur'an dan hadits shahih pasti benar  On 6 July 2015 at 08:38

    Bulan bintang bukan simbol Islam > http://www.konsultasisyariah.com/bulan-sabit-dan-bintang-lambang-islam/

  • Jika berasal dari Al Qur'an dan hadits shahih pasti benar  On 6 July 2015 at 09:00

    Mencium hajar aswad > Sungguh aku tahu engkau adalah batu yang tidak bisa memberi mudharat dan tidak bisa memberi manfaat. Kalau bukan karena aku melihat Rasulullah mencium engkau, maka aku tidak akan menciummu”

  • Jika berasal dari Al Qur'an dan hadits shahih pasti benar  On 6 July 2015 at 09:34

    Googling > Mencium Hajar Aswad Karena Mengikuti Tuntunan Nabi

  • ridwan setiawan  On 21 July 2015 at 20:06

    islam adalah agama yg benar, dan Allah lah satu2nya tuhan yang berhak disembah dan diibadahi dg baik dan benar, dan aku beriman kpd allah dan para utusan-Nya serta kpd apa2 yg diturunkan Allah kpd mereka dan aku beriman kpd hari yang akan datang (alam kubur dan alam akhirat) dan aku takut akan siksa Nya

    • Chika  On 11 August 2015 at 12:13

      agama benar? artikel diatas menyebutkan allah yg anda sembah itu adalah seonggok batu hitam yg harus anda cium yg jg ada sebut allah, dan anda bilang benar. musrik kok benarkan mbak.. pathetic muslims brain.

  • Labu Jahal  On 18 September 2015 at 13:16

    BERTOBATLAH SEBELUM HARI KEMATIANMU TIBA.
    BERTOBATLAH SEBELUM IMAM AL MAHDIY TIBA.
    BERTOBATLAH SEBELUM NABI ISA DATANG KEMBALI KE BUMI.
    BERTOBATLAH SEBELUM MATAHARI TERBIT DARI BARAT.
    BERTOBATLAH SEBELUM BERTEMU DENGAN TUHANmu.

  • iwan  On 4 June 2017 at 21:39

    Penyembah berhala..!!!! Batu hitam berbentuk vagina wanita adalah allohnya islam..!!!kotak hitm adalah rumahnya alloh..!!! Agama abal abal. Kitabnya abal abal,dan nabinya nabi palsu.ha…ha…ha…. Ajaran setan…!!!

  • HABIB RIZIQ / FPI  On 4 June 2017 at 21:44

    Begitu mengerikan dan begitu jahatnya muhammad menyesatkan milliaran manusia jatuh kedalam dosa..!!!!! Dosa muhammad tidak akan terampuni..!!!! Menduakan TUHAN SANG MAHA KUASA.

  • muhammad nabi palsu  On 4 June 2017 at 21:52

    Penyembah berhala..!!!! Batu hitam berbentuk vagina wanita adalah allohnya islam..!!!kotak hitm adalah rumahnya alloh..!!! Agama abal abal. Kitabnya abal abal,dan nabinya nabi palsu.ha…ha…ha…. Ajaran setan…!!! Alquran itu bukanlah kitab suci,tapi alquran itu adalah buku yg berisi ayat ayat mantera mantera,dan berisi tentang adat istiadat bangsa arab. Muhammad itu bukanlah seorang nabi pilihan ALLAH.muhammad itu mengangkat dirinya sbg nabi dibantu oleh para pengikut pengikut setianya.muhammad itu seorang penghayal berat.pembual dan lelaki yg sangat maniak seks..!! Muhammad itu sejarahnya adalah anak haram yg dibuang oleh ibunya.

Blog ini hanya membahas tentang ISLAM. Jika Anda berkomentar selain daripada Islam, insyaallah akan mendapat azab dari Admin yaitu DIHAPUS tanpa peringatan. Silahkan memberi komentar sesuai isi artikel. Wassalam.